Poempida: Partai Golkar di Ambang Kehancuran
Selasa, 16 Desember 2014 -
MerahPutih Politik- Rekonsiliasi antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono belum juga terealisasi dalam mengakhiri konflik Partai Golkar. Sebaliknya, perseteruan semakin memanas pasca didaftarkannya kepengurusan hasil Munas Bali dan Ancol ke Kementerian Hukum dan HAM.
Politikus Partai Golkar, Poempida Hidayatulloh mengatakan, perseteruan elit kedua kubu ini cukup merugikan partai berlambang pohon beringin itu sendiri. Maka dari itu, Ia menegaskan bahwa jika konflik ini terus berlanjut, jangan harap Golkar menjadi pemenang pada Pemilu 2019 yang akan datang.
"Partai Golkar diambang kehancuran. Dan ironisnya bisa jadi yang menghancurkannya adalah kader-kader Golkar sendiri. Semoga saja seluruh kader Golkar segera menyadari akan hal ini. Betapa Partai ini berada di ambang kehancuran. Rekonsiliasi harus segera terjadi. Tidak boleh ada dualisme lagi. Saya menganut prinsip satu hidup satu partai, tapi saat ini sungguh sedih melihat terjadinya dualisme Golkar ini," kata Poempida kepada merahputih.com, Selasa (16/12).
Selain itu, Poempida menambahkan bahwa tidak ada keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM terkait dualisme kepengurusan Partai Golkar adalah suatu sikap yang objektif dan netral. Sebab, lanjut dia, apa pun kemudian yang diputuskan oleh Kemkumham akan tetap dilanjutkan ke proses hukum. Karena pada proses hukum yang berlaku ini masalah tidak akan selesai dalam jangka waktu yang cepat.
"Dan dualisme ini jelas akan merugikan Partai Golkar. Di mana segala energi dan potensi Partai yang ada di Golkar akan tercurahkan dalam masalah dualisme ini. Sehingga upaya Partai untuk melakukan konsolidasi ke dalam dan memperkuat strategi untuk pemenangan di 2019 menjadi terlupakan. Hasil akhirnya, sudah bisa dipastikan bahwa Golkar akan sulit menang," tutup Poempida yang juga mantan Anggota DPR RI ini.