Pentingnya Pemeriksaan Awal Kesehatan Mental

Selasa, 16 Januari 2024 - Dwi Astarini

BANYAK orang yang menganggap screening atau pemeriksaan awal kesehatan mental hanya perlu dilakukan pada orang yang sudah mengalami gejala gangguan kesehatan mental. Anggapan tersebut tentu salah, karena pemeriksaan ini bisa dilakukan pada siapa saja tanpa harus menunggu kemunculan gejala.

Pemeriksaan dini atau screening kesehatan mental penting dilakukan sebagai salah satu bagian dari hidup sehat, tak hanya secara fisik, tapi juga psikologis. Melakukan screening awal ini amat penting dilakukan sebagai langkah efektif dalam menjaga kesehatan mental.

BACA JUGA:

Nonton Konser Musik Baik untuk Kesehatan Mental

Menurut laman Psychology Today, pemeriksaan awal kesehatan mental pada dasarnya bertujuan mendeteksi lebih cepat atau menentukan risiko seseorang untuk mengalami gangguan mental. Beberapa gangguan itu meliputi kecemasan, depresi, gangguan bipolar, gangguan makan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD).

kesehatan mental

Semakin cepat gangguan mental terdeteksi, semakin baik pula efektivitas penanganan masalah kesehatan mental yang bisa diberikan psikolog dan psikiater.(foto: freepik/freepik)

Semakin cepat gangguan mental terdeteksi, semakin baik pula efektivitas penanganan masalah kesehatan mental yang bisa diberikan psikolog dan psikiater. Dengan begitu, risiko terjadinya komplikasi atau masalah yang lebih besar akibat gangguan mental, seperti penggunaan narkoba atau ide bunuh diri, bisa dicegah.

Oleh karena itu, janganlah ragu untuk rutin melakukan pemeriksaan awal kesehatan mental, terutama bila kamu berisiko mengalami masalah kejiwaan, misalnya karena stres berat, sedang mengalami tekanan batin, atau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental.

Selain itu, screening awal kesehatan mental juga penting untuk dilakukan pada orang-orang yang mengalami gejala-gejala seperti:

- Sering merasa cemas, khawatir, atau takut yang berlebihan

- Suasana hati (mood) cepat berubah dan ekstrem

- Cepat sedih dan mudah emosi

- Kurang energi atau kelelahan

- Merasa diri tidak berharga atau self-esteem rendah

- Sulit berkonsentrasi

- Sulit mengatasi stres

- Sering menghindari situasi sosial atau komunikasi dengan orang lain

- Pernah atau berisiko menyakiti diri sendiri (self-harm)

- Sempat berpikir atau bahkan sudah mencoba untuk bunuh diri

BACA JUGA:

FWD Mind Strength Hadir untuk Tingkatkan Kesehatan Mental Masyarakat

Screening kesehatan mental terdiri dari banyak jenis dan metode. Tak hanya bisa dilakukan pada orang dewasa, pemeriksaan awal kesehatan mental juga penting dilakukan pada anak-anak dan remaja. Pemeriksaan ini bisa dilakukan secara mandiri dengan menjawab beberapa pertanyaan di situs kesehatan mental. Namun, agar lebih akurat, umumnya pemeriksaan ini dianjurkan untuk dilakukan psikolog atau psikiater.

Dalam pelaksanaan screening awal kesehatan mental, dokter atau psikolog biasanya akan memulai dengan sesi wawancara (interview) dengan pasien tentang riwayat kesehatannya secara umum, termasuk gejala kesehatan mental yang mungkin sedang dialami.

Selain itu, dokter atau psikolog juga mungkin akan menanyakan tentang riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen, kebiasaan pasien sehari-hari, dan hal apa saja yang membuat pasien merasa terganggu dalam hidupnya akhir-akhir ini.

kesehatan mental

Saat melakukan tes mandiri, dianjurkan untuk tetap menunjukkan hasilnya kepada dokter atau psikolog.(foto: freepik/freepik)

Kemajuan teknologi masa kini memang memudahkan banyak orang untuk mengakses beragam informasi, termasuk cara melakukan tes awal kesehatan mental mandiri secara daring dan gratis. Biasanya skrining tersebut berupa beberapa pertanyaan yang bisa kamu jawab, lalu hasilnya akan muncul setelah kamu selesai menjawab semua pertanyaan.

Hal tersebut sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan. Namun, dianjurkan untuk tetap menunjukkan hasilnya kepada dokter atau psikolog. Hal ini penting agar mendapatkan penjelasan yang akurat dan lebih jelas mengenai kondisi kesehatan mental kamu. (dgs)

BACA JUGA:

Seni Bantu Perbaiki Kesehatan Mental

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan