Pendekatan Teknologi Jadi Kunci Bangkitnya Pariwisata di Tengah Pandemi
Sabtu, 23 Oktober 2021 -
ADANYA pendekatan teknologi terbukti sangat membantu industri pariwisata di Indonesia, untuk bangkit paska 'sangat terpukul' lantaran dampak pandemi COVID-19. Khususnya pada sektor perhotelan serta okupansi yang menurun drastis.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, untuk kebangkitan pariwisata, hal utama yang harus diperhatikan ialah standar protokol kesehatan.
Baca uga:
Bali, Satu Dari 4 Pilihan Wisata Indonesia untuk Menjauh dari Keramaian
"Industri pariwisata harus bergerak kembali melalui protokol kesehatan CHSE (cleanliness, healt, safety, environment) yang telah menjadi gold standard untuk memastikan layanan pariwisata memiliki standar protokol kesehatan terbaik," tutur Sandi, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Menurut Sandi, saat ini pemerintah melihat optimisme terhadap pemulihan pariwisata yang terus meningkat, seiring angka vaksinasi yang juga meningkat.
Adapun kunci utama bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar bertahan di tengah pandemi, yakni memiliki kemampuan adaptasi, inovasi dan kolaborasi yang baik dalam memanfaatkan teknologi.
Selain itu, integrasi antara sektor pariwisata serta kesehatan pun, menjadi elemen yang tak terpisahkan dari upaya pemulihan industri tersebut.
Menurut pelaku industri pariwisata Agus Hartono Wijaya dari OYO Hotel dan Homes Indonesia, pihaknya melihat arus wisatawan lokal berangsur mulai kembali, dan membawa perubahan perilaku yang membuat industri harus terus beradaptasi.
Karena itu, sebagai pelaku industri, Agus mendukung percepatan transformasi digital industri pariwisata di Indonesia, lewat ragam inovasi serta teknologi.
Baca juga:
Kebelet Liburan 'Girls'? Destinasi Wisata Indonesia Ini Aman Buat Pelancong Perempuan

Agus menuturkan, pandemi pun menyebabkan terjadinya perubahan di dalam perilaku wisatawan, yang turut dirasakan oleh para pelaku industri pariwisata di Indonesia.
Wisatawan juga kian sadar akan sejumlah aspek yan sebelumnya belum menjadi perhatian sebelum pandemi. Sehingga, adaptasi secara cepat terhadap perubahan hingga percepatan digitalisasi pariwisata juga, menjadi kunci dalam menghadapi perubahan itu.
Kemudian, seiring dengan sejumlah kebijakan pengetatan serta kasus COVID-19 yang masih berkembang di beberapa wilayah dunia, terutama berwisata masyarakat pun mengalami perubahan.
Pilihan destinasi wisata di kawasan terpencil dan tidak banyak kerumunan juga menjadi preferensi baru wisatawan, karena dinilai bisa memberikan faktor keamanan serta kenyamanan saat berwisata di tengah pandemi. (Ryn)
Baca juga: