Industri Hotel Merana di Libur Panjang, DPR Ingin Pemerintah Lakukan Hal Ini

ilustrasi hotel. (Foto: Unsplash/Marten Bjork)
Merahputih.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menyoroti urgensi inovasi promosi pariwisata sebagai solusi vital untuk menyelamatkan industri perhotelan di tengah kelesuan meskipun telah memasuki masa libur panjang.
Chusnunia mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotel yang stagnan selama momentum liburan mengindikasikan belum pulihnya daya beli masyarakat dan rendahnya pergerakan wisatawan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Oleh karena itu, pendekatan untuk memulihkan sektor ini tidak bisa lagi dilakukan secara parsial. Dibutuhkan strategi baru yang tidak hanya fokus pada destinasi, tetapi juga pada keterlibatan komunitas lokal, nilai-nilai budaya, dan integrasi pariwisata dengan kegiatan produktif lainnya.
"Ketika hotel-hotel mulai kehilangan pengunjung, itu berarti ada alarm yang harus segera direspons dengan kebijakan yang lebih progresif dan terintegrasi,” ujar Chusnunia, Selasa (3/6).
Baca juga:
Pendekatan pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas dan kearifan lokal dianggap sebagai langkah krusial. Ini tidak hanya akan mendistribusikan wisatawan ke luar kota-kota besar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa dan kota sekunder, sehingga hotel-hotel di luar pusat bisnis turut merasakan manfaatnya.
Selain itu, Chusnunia mendorong peningkatan promosi pariwisata melalui media digital dan platform reservasi lokal. Ia menekankan perlunya kampanye kreatif dan kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak: pelaku industri, pemerintah daerah, influencer wisata, dan UMKM lokal, guna menjangkau wisatawan secara lebih efektif.
Penyelenggaraan event dan festival berskala nasional maupun internasional di berbagai daerah juga menjadi dorongan utama. Event seperti konferensi, konser, kompetisi olahraga, dan pameran budaya terbukti mampu meningkatkan okupansi hotel secara signifikan dalam waktu singkat.
Baca juga:
Industri Perhotelan Jakarta Rasakan Penurunan Okupansi hingga Ancaman PHK Massal
“Pemulihan industri perhotelan harus dipandang sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional secara luas. Yang penting ini akan terus didorong agar kebijakan lintas sektoral dapat segera terealisasikan, ini demi menciptakan dampak jangka panjang, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Chusnunia.
Terakhir, Chusnunia juga mengingatkan pentingnya insentif fiskal dan relaksasi administratif bagi pelaku usaha perhotelan, terutama yang masih berjuang pascapandemi. Langkah-langkah ini, menurutnya, harus diimbangi dengan program pelatihan peningkatan kualitas layanan dan daya saing SDM hotel, agar industri mampu beradaptasi dengan ekspektasi wisatawan masa kini yang lebih dinamis.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun

Penetapan 36 Bandara Miliki Status Internasional Dorong Peningkatan Wisatawan

Gubernur Pramono Beri Keringanan Pajak Hotel 50 Persen hingga September 2025

MBG Jadi 'Senjata Rahasia' Pemerintah untuk Tarik Wisatawan, Sampai Bikin Dunia Kagum dan Geleng-Geleng Kepala

4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

Hotel dan Restoran Wajib Bayar Royalti Lagu, PHRI Solo Merasa Keberatan

DPR Desak Pemerintah Kembangkan Wisata Budaya Berbasis Desa

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Australia dan Inggris Kritik Faktor Keselamatan Pariwisata Indonesia, Begini Reaksi Kemenpar

4 Pariwisata Bahari di Pulau Enggano, Wajib Masuk Bucket List Traveling
