Pemprov DKI Bantah Polusi Udara di Jakarta Terburuk di Dunia

Kamis, 27 Juni 2019 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menegaskan bahwa data AirVisual yang menyatakan tingkat polusi udara Jakarta terburuk di dunia pada Selasa pagi (25/6) tidak tepat.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih menjelaskan, pihaknya memiliki data pembanding berdasarkan pemantauan dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) milik pemerintah yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta, yaitu Bundaran HI, Kelapa Gading, dan Jagakarsa. Pada Selasa (25/6) ISPU DKI Jakarta dalam kategori Sedang di seluruh Ibu Kota.

BACA JUGA: Polusi Jakarta Digugat, Anies: Wajar, Ada 17 Juta Kendaraan Bermotor

Berdasarkan data hasil pengukuran parameter PM 2.5 pada hari yang sama pukul 08.00 WIB, di SPKU DKI 1 Bundaran HI konsentrasinya sebesar 94,22 ug/m3, DKI 2 Kelapa Gading sebesar 103,81 ug/m3, dan DKI 3 Jagakarsa sebesar 112,86 ug/m3.

"Di lokasi pemantauan SPKU milik DKI hasil pengukurannya tidak setinggi data AirVisual, sehingga tidak dapat dikatakan seluruh wilayah Jakarta kualitas udaranya buruk sepanjang waktu," tutur Andono.

Kemudian, ia memaparkan, bila dilihat data pengukuran dalam waktu yang lebih panjang, yaitu periode Januari sampai Juni 2019, didapati data bahwa di Ibu Kota sebagian besar hari kualitas udaranya memenuhi baku mutu, yaitu mencapai 87 persen dan hari yang melampaui baku mutu hanya 13 persen saja.

Ilustrasi Polusi udara. (Foto: Pixabay)

Andono mengakui, sumber pencemar udara parameter PM 2.5 di DKI Jakarta didominasi sektor transportasi darat, industri, dan debu akibat giatnya proyek pembangunan fisik. "Debu akibat berbagai proyek pembangunan tersebut turut menurunkan kualitas udara di Jakarta, hal ini cukup wajar sebagai kota metropolitan yang sedang giat membangun," ungkapnya.

Untuk diketahui, situs penyedia peta polusi udara online, AirVisual menyatakan bahwa pada Selasa, 25 Juni 2019, pukul 08.00 WIB nilai Air Quality Index (AQI) Jakarta adalah 240 dengan konsentrasi PM 2.5 sebesar 189.9 ug/m3 atau berada pada kategori Sangat Tidak Sehat (Very Unhealthy).

Berdasarkan data AirVisual, pada Selasa (25/6) Jakarta sempat menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia. Nilai Air Quality Index (AQI) Jakarta mencapai 240. AirVisual merupakan situs penyedia peta polusi daring untuk kota-kota besar di dunia.

BACA JUGA: Selain Kendaraan, Anies Sebut Polusi di Jakarta Disebabkan Hal Ini

Sementara AQI adalah indeks yang menggambarkan tingkat keburukan kualitas udara di suatu tempat. AQI dihitung berdasarkan enam jenuis polutan utama, yakni PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, nitrogen dioksida, ozon permukaan tanah dan asam belerang.

Skor AQI mencapai 240 menandakan bila kondisi udara di Jakarta sangat tidak sehat. Bahkan, tingkat keburukan udara Jakarta mengalahkan Kota Lahore, Pakistan, Hanoi, Vietnam dan Dubai, Uni Emirat Arab. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan