Pemahaman Agama Sepotong-Sepotong Bisa Terjerumus Paham Radikalisme
Rabu, 13 April 2016 -
MerahPutih Nasional - Aksi terorisme yang identik dengan kekerasan bukan tujuan dan cita-cita Islam. Agama Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan rahmat, bukan agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi menyakiti dan membunuh.
"Orang kalau mengaku beragama Islam wajib menebarkan kasih sayang kepada siapa pun, apalagi keluarga. Islam juga tidak pernah memaksa-maksa orang untuk mengikutinya. Itu beda sekali dengan para pelaku terorisme yang selalu memaksa orang lain untuk mengikuti paham mereka. Ironisnya, mereka mengaku Islam, tapi paham Islam hanya sepotong-sepotong dan tidak melihat bahwa Islam itu agama yang rahmatan lil alamin," ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Islam Syarif Hidayaullah DR. Zubair, M.Ag di Jakarta, Selasa (12/4) lalu melalui keterangan pers.
Meskipun di dalam Islam ada banyak mazhab, kata Zubair, tapi antar-madzhab itu seragam tentang tujuan dan cita-cita Islam. Oleh karena itu, umat Islam tidak sekadar harus saling menghormati, menjunjung tinggi toleransi untuk menciptakan perdamaian, tetapi berkewajiban mewujudkan cita-cita Islam itu yaitu sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
Kelompok-kelompok radikal 'meracuni' generasi bangsa dengan paham sesat yang berdalih agama Islam. Kelompok-kelompok radikal itu masuk melalui pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, politik, bahkan media sosial.
Menurut Zubair, seseorang mudah terpengaruh paham radikalisme teroris karena pemahaman agama Islam yang sepotong-sepotong. Orang-orang 'melenceng' itu seperti merasa didzolimi oleh negara, sehingga mereka memberontak. Mereka merasa sebagai hamba Tuhan sehingga perintah Tuhan harus dilaksanakan. Ironisya, mereka lupa bahwa negara adalah fasilitas atau strata sosial untuk mewujudkan cita-cita agama dan perintah Tuhan tersebut.
Menurutnya, Zubair pendidikan adalah media terbaik untuk meluruskan pemahaman-pemahaman keliru itu. Ia menyarankan agar pemerintah membuat standarisasi materi pelajaran agama Islam didasarkan ajaran Islam yang benar.
“Selama ini monitor negara ke lembaga pendidikan lebih fokus ke masalah administrasi saja, tapi kurang melihat substansi materi yang diajarkan. Jadi harus ada akreditasi dalam pengajaran agama Islam. Saya rasa pencegahan lebih penting dalam mencegah masuknya paham radikal terorisme, daripada kita kecolongan,” tukasnya.
Sementara itu Ketua Lembaga Dakwan PBNU, Dr. KH. Zakky Mubarak, MA mengatakan paham radikalisme yang mengarah pada terorisme keliru dalam memahami agama. Hal itu disebabkan pemahaman agama yang sangat sempit, karena pengetahuannya sangat dangkal terhadap ajaran agama.
“Pencegahannya adalah dengan jalan memberikan pemahaman agama secara utuh, secara integral dan komprehensif sehingga ajaran agama itu tidak dipahami secara parsial yang mengakibatkan terjadi kesalahpahaman. Langkah berikutnya adalah memberikan informasi kepada umat beragama agar tidak mudah diprovokasi oleh kelompok ini, sehingga rencana mereka akan gagal,” terang Zakky.
BACA JUGA: