Pemahaman Agama Sepotong-Sepotong Bisa Terjerumus Paham Radikalisme

Luhung SaptoLuhung Sapto - Rabu, 13 April 2016
Pemahaman Agama Sepotong-Sepotong Bisa Terjerumus Paham Radikalisme

Kelompok Militan ISIS (Foto: screenshot presstv)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Aksi terorisme yang identik dengan kekerasan bukan tujuan dan cita-cita Islam. Agama Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan rahmat, bukan agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi menyakiti dan membunuh.  

"Orang kalau mengaku beragama Islam wajib menebarkan kasih sayang kepada siapa pun, apalagi keluarga. Islam juga tidak pernah memaksa-maksa orang untuk mengikutinya. Itu beda sekali dengan para pelaku terorisme yang selalu memaksa orang lain untuk mengikuti paham mereka. Ironisnya, mereka mengaku Islam, tapi paham Islam hanya sepotong-sepotong dan tidak melihat bahwa Islam itu agama yang rahmatan lil alamin," ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Islam Syarif Hidayaullah DR. Zubair, M.Ag di Jakarta, Selasa (12/4) lalu melalui keterangan pers. 

Meskipun di dalam Islam ada banyak mazhab, kata Zubair, tapi antar-madzhab itu seragam tentang tujuan dan cita-cita Islam. Oleh karena itu, umat Islam tidak sekadar harus saling menghormati, menjunjung tinggi toleransi untuk menciptakan perdamaian, tetapi berkewajiban mewujudkan cita-cita Islam itu yaitu sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

Kelompok-kelompok radikal 'meracuni' generasi bangsa dengan paham sesat yang berdalih agama Islam. Kelompok-kelompok radikal itu masuk melalui pendidikan, dakwah, sosial, ekonomi, politik, bahkan media sosial.   

Menurut Zubair, seseorang mudah terpengaruh paham radikalisme teroris karena pemahaman agama Islam yang sepotong-sepotong. Orang-orang 'melenceng' itu seperti merasa didzolimi oleh negara, sehingga mereka memberontak. Mereka merasa sebagai hamba Tuhan sehingga perintah Tuhan harus dilaksanakan. Ironisya, mereka lupa bahwa negara adalah fasilitas atau strata sosial untuk mewujudkan cita-cita agama dan perintah Tuhan tersebut.

Menurutnya, Zubair pendidikan adalah media terbaik untuk meluruskan pemahaman-pemahaman keliru itu. Ia menyarankan agar pemerintah membuat standarisasi materi pelajaran agama Islam didasarkan ajaran Islam yang benar.

“Selama ini monitor negara ke lembaga pendidikan lebih fokus ke masalah administrasi saja, tapi kurang melihat substansi materi yang diajarkan. Jadi harus ada akreditasi dalam pengajaran agama Islam. Saya rasa pencegahan lebih penting dalam mencegah masuknya paham radikal terorisme, daripada kita kecolongan,” tukasnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Dakwan PBNU, Dr. KH. Zakky Mubarak, MA mengatakan paham radikalisme yang mengarah pada terorisme keliru dalam memahami agama. Hal itu  disebabkan pemahaman agama yang sangat sempit, karena pengetahuannya sangat dangkal terhadap ajaran agama.

“Pencegahannya adalah dengan jalan memberikan pemahaman agama secara utuh, secara integral dan komprehensif sehingga ajaran agama itu tidak dipahami secara parsial yang mengakibatkan terjadi kesalahpahaman. Langkah berikutnya adalah memberikan informasi kepada umat beragama agar tidak mudah diprovokasi oleh kelompok ini, sehingga rencana mereka akan gagal,” terang Zakky.

BACA JUGA:

  1. Ketua Persatuan Imam Masjid: Terorisme Bukan Jihad
  2. Imam Masjid Istiqlal: Masyarakat Mispersepsi Konsep Jihad
  3. Ketua Ikadi: Melawan Pemerintah Bukan Jihad Ataupun Syahid
  4. Kepala BNPT Fokus Kontra Radikalisasi
  5. Pimpin BNPT, Irjen Tito Karnavian: Seperti Kembali ke Rumah Sendiri
#Terorisme #Teroris #Islam #Radikalisme
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Bagikan