Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme

Ilustrasi game mobile. (Foto: Pexels/MESSALA CIULLA)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Pakar komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Suciati, mengungkapkan adanya modus baru yang berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk merekrut anak-anak. Modus tersebut memanfaatkan interaktivitas yang ditawarkan oleh game online (gim daring).

Prof. Suciati menjelaskan bahwa ideologi radikalisme dan terorisme kini dapat disebarkan melalui media digital. Metode brainwash atau pencucian otak yang sebelumnya dilakukan secara luring (offline), kini telah beralih sepenuhnya ke ranah daring (online).

"Ideologi dan radikalisme atau terorisme itu ternyata juga bisa dipoles melalui media digital. Jadi, pencucian atau brainwash yang dulunya offline sekarang bisa online," ujar Suciati, Selasa (25/11).

Baca juga:

Komdigi Sudah Punya Unit Kerja Khusus Jika Prabowo Jadi Batasi PUBG dkk

Pintu Masuk Perekrutan: Kecanduan dan Kerentanan Keluarga

Guru Besar Ilmu Komunikasi UMY ini menambahkan bahwa penyusupan ideologi sangat mungkin terjadi karena sifat teknologi digital yang interaktif, tidak terbatas ruang dan waktu, serta memfasilitasi komunikasi dua arah.

Perubahan peta komunikasi ini membuka peluang bagi aktivitas yang sebelumnya hanya mungkin dilakukan secara tatap muka.

Prof. Suciati menyoroti bahwa pola pemanfaatan ruang digital oleh kelompok teroris sangat berkaitan erat dengan kondisi kerentanan pada anak pengguna gim daring.

Dia menyebut ada dua faktor utama yang menjadi titik lemah bagi para pelaku untuk masuk yakni kecanduan gim dan latar belakang keluarga yang tidak harmonis (broken home).

Anak yang sudah mengalami kecanduan gim atau media sosial akan kehilangan kemampuan mengendalikan perilakunya, sehingga seluruh fokus hidupnya tertuju pada aktivitas digital.

Kondisi ini, ditambah dengan situasi keluarga yang kurang harmonis atau minim perhatian, membuat anak lebih mudah dipengaruhi oleh pihak luar yang mereka temui secara virtual.

"Saya melihat perekrutan teroris itu ada dua hal yang menjadi kata kunci, yaitu kecanduan dan broken home," tegasnya.

Proses Penggiringan ke Platform Khusus

Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal. Namun, seiring waktu, anak yang kecanduan akan diarahkan ke ruang digital yang lebih eksklusif dan tertutup.

"Awalnya mungkin biasa-biasa saja, main gim dan sebagainya. Nah, kemudian karena kecanduan mereka akan digiring ke platform khusus," ujar Guru Besar UMY itu.

Baca juga:

Buntut Ledakan SMAN 72, Gubernur DKI Pramono Dukung Presiden Prabowo Batasi Gim PUBG

Dalam situasi kerentanan ini, pendekatan yang dilakukan kelompok radikal makin mudah diterima karena anak sedang berada dalam fase pencarian jati diri. Kecanduan membuat mereka sulit menghentikan aktivitas digital, sementara kebutuhan afeksi dan penerimaan diri yang tidak terpenuhi di keluarga beralih dicari di ruang virtual.

"Kalau belum masuk ke kecanduan, itu masih bisa dikontrol. Tetapi ketika sudah kecanduan anak-anak sudah tidak bisa dikontrol lagi. Artinya, segala sesuatu hidupnya itu untuk bermedsos, untuk bermain gim," tutupnya.

#Game #Gamers #Game RPG #Terorisme #Aksi Teror
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Sigit menjelaskan, temuan tersebut bermula dari aktivitas anak-anak dalam kelompok komunitas yang tumbuh dari hobi.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
Polisi Dalami Pola Perekrutan Anak di Game Online Buat Aksi Terorisme
Indonesia
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Para tersangka itu merekrut anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, mulai dari media sosial, gim online, aplikasi pesan hingga situs tertutup.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Polisi Bongkar Sindikat Teroris ‘ISIS’ Perekrut Anak-Anak, Lakukan Propaganda via Gim Online sampai Medsos
Indonesia
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Anak itu direkrut melalui modus penyebaran, propaganda dilakukan secara bertahap lewat media sosial hingga game online.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
110 Anak Diduga Direkrut Teroris, Gunakan Video Pendek, Animasi, Meme, dan Musik Propaganda
Lifestyle
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai tanggal peluncuran perdananya di Indonesia
Angga Yudha Pratama - Jumat, 14 November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
Dunia
Pemerintah India Nyatakan Ledakan di Delhi Aksi Teror, Tegaskan Pengadilan Secepatnya
Kabinet menyebut India memiliki komitmen teguh terhadap kebijakan tanpa toleransi kepada terorisme.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
 Pemerintah India Nyatakan Ledakan di Delhi Aksi Teror, Tegaskan Pengadilan Secepatnya
Indonesia
Politikus DPR Dukung Pembatasan Usia Game Online, Platform Wajib Patuhi Regulasi Nasional
Selain pembatasan usia, menurut dia, harus ada juga kontrol orang tua (parental controls) yang mudah dipakai, termasuk pengaturan waktu bermain untuk pengguna di bawah umur.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Politikus DPR Dukung Pembatasan Usia Game Online, Platform Wajib Patuhi Regulasi Nasional
Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Ledakan SMAN 72, Pelaku Diduga Bawa 7 Bom, masih ada 3 yang Aktif
Bahan peledak itu ditemukan di SMAN 72 Jakarta saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Ledakan SMAN 72, Pelaku Diduga Bawa 7 Bom, masih ada 3 yang Aktif
Indonesia
Pascaledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, Belajar-Mengajar Dilakukan Daring
Pembelajaran akan difokuskan pada proses pemulihan dan persiapan mental siswa sebelum kembali ke sekolah.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Pascaledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, Belajar-Mengajar Dilakukan Daring
Bagikan