Pekerja Bantuan Asal Belgia di Rafah Tewas Akibat Serangan Udara Israel

Jumat, 26 April 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Seorang pekerja bantuan asal Belgia dan putranya dikabarkan tewas akibat serangan udara Israel di Rafah.

"Kami sangat sedih dan merasa ngeri mendengar kematian rekan kami Abdallah Nabhan (33) dan putranya yang berusia 7 tahun, Jamal, semalam, setelah serangan udara Israel di sebelah timur Kota Rafah," kata adan pembangunan Belgia, Enabel, di akun media sosial X.

Menurut pernyataan yang dirilis badan itu, istri Nabhan dalam kondisi kritis di rumah sakit dan dua anak pasangan tersebut lainnya yang berusia 5 tahun dan 7 bulan menderita luka ringan.

Ayah pekerja bantuan tersebut yang berusia 65 tahun, saudara laki-lakinya yang berusia 35 tahun, dan keponakannya yang berusia 6 tahun, juga tewas dalam serangan itu, kata badan tersebut.

Baca juga:

China Desak Israel Hentikan Semua Operasi Militer di Rafah

Serangan itu merenggut nyawa sedikitnya tujuh orang dan menyebabkan banyak lainnya luka-luka.

Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib menyampaikan solidaritas kepada keluarga dan rekan pekerja bantuan tersebut.

"Mengebom wilayah dan penduduk sipil bertentangan dengan hukum internasional," kata Lahbib di X.

"Saya akan memanggil duta besar Israel untuk mengecam tindakan yang tidak dapat diterima ini dan menuntut penjelasan."

Baca juga:

Amerika Dikabarkan Setujui Rencana Serangan Israel ke Rafah

Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, secara langsung menyalahkan pemerintah Amerika Serikat atas ancaman dan eskalasi yang dilakukan Israel baru-baru ini di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Abu Rudeineh secara khusus merujuk pada laporan rencana serangan militer Israel di Kota Rafah, yang "dapat mengakibatkan pembantaian, bencana dan pengungsian warga sipil, yang menjadi awal periode konflik jangka panjang".

Melalui siaran persnya, dia menekankan bahwa “keputusan AS untuk menyediakan bantuan militer dan finansial (kepada Israel), serta penggunaan hak veto di Dewan Keamanan PBB, menyeret Amerika ke dalam perang genosida.”

"Sikap demikian memusuhi rakyat Palestina, negara Arab dan seluruh negara yang mendukung Palestina di Dewan Keamanan PBB," kata jubir Presiden Palestina dikutip Antara.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan