Amerika Dikabarkan Setujui Rencana Serangan Israel ke Rafah


600 ribu anak di rafah kelaparan di tengah serangan Israel. Foto: Unsplash/ Jorge Fernández Salas
MerahPutih.com - Awal pekan ini, dikabarkan tentara Israel telah melakukan modifikasi putaran keempat terhadap rencana operasi darat ke Rafah. Perubahan tersebut dilakukan karena adanya langkah keberatan dari AS.
Lembaga penyiaran publik Israel KAN, dengan mengutip sumber militer Israel yang tidak disebutkan namanya, melaporkan, tentara Israel atau IDF sedang bersiap untuk segera melancarkan operasi militer di Kota Rafah di Gaza selatan.
Baca juga:
Serangan Drone Udara Iran Paksa PM Israel Tunda Penyerbuan Rafah
"Menurut rencana tentara, lebih dari 1 juta warga Palestina di Rafah akan diminta untuk mengevakuasi daerah tersebut ke tempat penampungan yang baru-baru ini didirikan di bagian selatan dan tengah Jalur Gaza," kata media lokal Israel tersebut.
Tentara Israel disebutkan sedang mempersiapkan operasi darat di Rafah yang mencakup evakuasi sejumlah besar penduduk. Rencana yang disampaikan kepada AS dan sejumlah negara lain yang tidak disebutkan namanya di kawasan Israel itu, serangan tentara ke Rafah tersebut akan dilakukan secara bertahap dan melibatkan langkah pembagian kota menjadi beberapa zona.
Terdapat indikasi penduduk di setiap daerah akan diberitahu terlebih dahulu sebelum pasukan Israel masuk, sehingga mereka dapat dievakuasi secara bertahap. Pejabat keamanan Israel memperkirakan evakuasi warga dari Rafah bisa memakan waktu antara empat hingga lima pekan.
"Amerika awalnya menyatakan penolakan keras terhadap operasi darat Israel di Rafah, karena takut akan jatuhnya korban sipil, tetapi mereka akhirnya menyadari pentingnya memasuki kota tersebut," ucapnya.
KAN mengutip seorang pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Tel Aviv sedang dalam proses membangun ruang operasi dengan AS untuk mengelola operasi di Rafah.
"Kami memahami kekhawatiran Amerika, namun kami tidak dapat mengakhiri operasi militer di Jalur Gaza tanpa memasuki Rafah, yang juga dapat membantu memberikan tekanan yang mengarah pada terobosan dalam masalah sandera yang ditahan di Jalur Gaza," katanya dilansir Antara.
Gedung Putih pada Kamis (18/4) dengan tegas menyangkal telah memberikan Israel lampu hijau untuk menginvasi Kota Rafah di Gaza selatan sebagai imbalan agar Tel Aviv hanya melakukan pembalasan serangan secara "terbatas" terhadap Iran.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Anadolu secara anonim bahwa klaim tersebut tidak benar dan bukan sesuatu yang telah dibahas.
Kantor berita al-Araby al-Jadeed yang berbasis di London telah melaporkan bahwa pemerintahan Biden memberikan persetujuan tersebut sebagai imbalan atas janji Israel untuk tidak melakukan pembalasan secara besar-besaran terhadap Iran atas serangan rudal balistik dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu, dengan mengutip sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya.
"Laporan tersebut tidak akurat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional melalui surat elektronik. (*)
Baca juga:
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Armada Kapal Bawa Bantuan Berangkat dari Barcelona, Greta Thunberg Juga Ikut Misi

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
