Nyamuk Wolbachia Disebar Sejak 2016, Kota Yogyakarta Catatkan Rekor Kasus DBD Terendah Sepanjang Sejarah

Rabu, 22 November 2023 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Yogyakarta menjadi kota pertama yang mengimplementasikan program nyamuk ber-Wolbachia dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD).

Hasilnya, Kota Yogyakarta mencatatkan rekor kasus DBD terendah sepanjang sejarah sejak teknologi nyamuk ber-Wolbachia digulirkan pada 2016.

Baca Juga

Mengenal Nyamuk Wolbachia, Inovasi Kemenkes RI Tangani DBD

“Pada tahun 2016 jumlah kasus di Kota Yogyakarta masih sangat tinggi, mencapai lebih dari 1.700 kasus. Tahun 2023 sampai pada minggu lalu tercatat hanya di angka 67, terendah sepanjang sejarah di Kota Yogyakarta," tutur Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (22/11).

Lana menerangkan, berkat penerapan program World Mosquito Program (WMP) pengendalian DBD di Kota Yogyakarta kini berjalan lebih efektif. Seiring dengan tren penurunan angka kasus dan tingkat rawat inap, kebutuhan akan intervensi fisik berupa pengasapan atau fogging menjadi berkurang.

Pada 2023, Dinkes Kota Yogyakarta menganggarkan Rp 246 juta untuk 125 kali pengasapan, sedangkan hingga November 2023 terealisasi sembilan kali.

Baca Juga

DPR Pertanyakan Kesiapan Pemerintah Hadapi Lonjakan Kasus DBD

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan pada 2016 atau periode sebelum nyamuk ber-Wolbachia dilepaskan, di mana pengasapan dilakukan lebih dari 200 kali dan pada 2017 lebih dari 50 kali.

Oleh karena penurunan kasus DBD, sebagian besar anggaran untuk pengasapan di Kota Yogyakarta pada akhirnya dialokasikan untuk penanganan penyakit lainnya.

"Kami mengalihkan sekitar 100 kali anggaran 'fogging' (pengasapan) untuk diusulkan dalam anggaran perubahan untuk kegiatan lain, sekitar Rp 200 juta," kata dia.

Sebagai informasi, riset terkait teknologi nyamuk ber-Wolbachia di Indonesia dilakukan oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, yang merupakan kolaborasi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Monash University, dan Yayasan Tahija.

Implementasi teknologi mutakhir ini di Kota Yogyakarta dilakukan melalui penitipan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di habitat alaminya di lingkungan masyarakat, dengan dukungan dari Dinas Kesehatan dan berbagai pemangku kepentingan terkait. (*)

Baca Juga

Pemkot Bandung Bikin Pilot Project Inovasi Bakteri Kurangi Kasus DBD

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan