Nganggung, Tradisi Lebaran yang Mulai Ditinggalkan

Sabtu, 01 Juli 2017 - Muchammad Yani

Masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki tradisi yang khas dalam merayakan lebaran Idul Fitri. Usai salat Ied para warga akan melaksanakan Nganggung yang dilakukan di masjid-masjid dekat rumah warga.

Masjid Al-Qomarul Anuar di Kelurahan Pintu Air, Kecamatan Rangkui, Pangkalpinang merupakan salah satu masjid yang setiap tahunnya rutin melaksanakan Nganggung. Dalam kesempatan ini masyarakat sengaja membawa dulang dan rantang yang berisi makanan Lebaran dari rumah masing.

"Nganggung sudah menjadi tradisi masyarakat kami setiap ada momentum keagamaan yang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Al- Qomarul Anuar Kelurahan Pintu Air," kata salah satu warga Kelurahan Pintu Air, Matcik seperti yang dikutip Antara.

Nganggung merupakan kesempatan yang baik untuk mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat Kelurahan Pintu Air. Selain itu, kegiatan itu juga bisa membuat lebih dekat dan saling mengenal antar tetangga serta memakmurkan masjid.

Sementara salah satu tokoh pemuda di Kelurahan Pintu Air, Pangkalpinang, Edi Riduan mengatakan bahwa kegiatan Nganggung berangsur-angsur mulai ditinggalkan warga.

"Setiap tahunnya yang melakukan tradisi Nganggung mulai sedikit dan ciri khas kegiatan ini yaitu membawa dulang sudah mulai jarang karena sekarang banyak bawa rantang dan kotak sebagai pengganti dulang," katanya.

Edi berharap ke depan masyarakat harus lebih peduli dan melestarikan budaya tersebut agar Nganggung yang merupakan kebudayaan asli Indonesia tidak punah atau diambil oleh negara tetangga.

"Jika bukan kita yang peduli, siapa lagi. Mari kita lestarikan, karena ini merupakan warisan budaya kita yang wajib dijaga hingga masa yang akan datang," tutur Edi.

Sumber: Antara

Selain artikel ini Anda juga bisa baca Gambaran Keberanian Seorang Pangeran Pada Tari Remo

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan