3 Tradisi Unik di Indonesia Merayakan Idul Adha


Ilustrasi kurban. (Dok. Unsplash)
MerahPutih.com – Idul Adha menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hari raya tersebut identik dengan melimpahnya daging sapi maupun kambing.
Ternyata di Indonesia sendiri memiliki banyak tradisi unik merayakan momen Idul Adha. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang kemudian menjadi tradisi yang juga dirayakan setiap tahunnya untuk menyambut Idul Adha.
MerahPutih.com sudah merangkum tiga tradisi unik di Indonesia dalam merayakan Idul Adha. Apa saja?
1. Gamelan Sekaten
Tradisi satu ini selalu digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Mengacu pada Indonesia Travel, keberadaannya tak lepas dari peran Wali Songo, khususnya Sunan Gunung Jati yang menyebarkan Islam di tanah Cirebon lewat kesenian.
Pelaksanaan tradisi Gamelan Sekaten intinya membunyikan gamelan saat hari raya umat Islam. Bebunyian dari gamelan tersebut dianggap menjadi penanda umat Islam merayakan hari kemenangan. Gamelan itu mulai dibunyikan sesaat setelah sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa usia salat Ied. Bunyi gamelan akan mengalun dari pagi hingga siang hari dari Siti Inggil di Komplek Keraton Kasepuhan.
2. Toron
Toron atau mudik pada Hari Raya Idul Adha dan hari keagamaan Islam lainnya merupakan tradisi bagi warga Madura yang tinggal di luar Pulau Madura atau sedang merantau. Istilah toron merupakan kebalikan dari istilah onggha, yaitu melakukan migrasi ke tempat lain yang dituju (emigrasi).
Lahirnya istilah toron tidak lepas dari aktivitas perpindahan (onggha) yang lebih dahulu terjadi. Bagi warga Madura, syarat terjadinya onggha harus melakukan perpindahan ke luar pulau. Jika terjadi perpindahan masih dalam Pulau Madura, maka itu belum disebut sebagai onggha.
Atas kuatnya ajaran Islam dalam setiap diri warga Madura, mereka yang sedang merantau selalu meluangkan waktu agar bisa pulang kampung saat Idul Adha
3. Manten Sapi
Tradisi ini tumbuh subur di Pasuruan, Jawa Timur. Tradisi itu biasanya digelar pada H-1 Idul Adha.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat mendandani sapi yang hendak dikurbankan seperti layaknya pengantin. Biasanya, sapi dikalungkan bunga tujuh rupa, lalu dibalut dengan kain kafan, sorban dan sajadah.
Setelah didandani, semua sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.
Tradisi Manten Sapi merupakan bagian dari syiar agama untuk mengingatkan pentingnya berkurban. Setelah memotong hewan kurban itu, daging kurban dibagikan kepada yang berhak.
Selain itu, sebagai bagian dari tradisi Manten Sapi, masyarakat akan mengolah bersama daging kurban dan menyantapnya. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

Dorong Penataan Pembangunan Pesantren, Pemerintah Jangkau Pihak Swasta

Polisi sudah Bergerak Selidik Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny

Bangunan Ambruk Ponpes Al-Khoziny Jadi Alarm Perbaikan Sistem Konstruksi Nasional

Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya

Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik

BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa

Meteor Jatuh di Cirebon 5 Oktober 2025: Warga Dengar Dentuman Keras

Belajar dari Tragedi Al-khoziny, Pimpinan Komisi V DPR Sebut Komitmen Infrastruktur Negara ke Pesantren masih Lemah
