Mobilitas dan Mutasi Virus Dibiarkan, Efektivitas Vaksin Dikhawatirkan Menurun
Jumat, 07 Mei 2021 -
MerahPutih.com - Pengetatan mobilitas masyarakat baik di dalam maupun luar negeri diyakini mempersempit ruang gerak penyebaran varian baru virus Corona penyebab COVID-19, sehingga pengendaliannya dapat dengan cepat dilakukan.
"Jika mutasi virus dibiarkan, maka akan semakin banyak varian COVID-19 yang muncul dan berpotensi berdampak buruk dalam upaya pengendalian COVID-19," ujar juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Jumat (7/5).
Baca Juga:
Ini Dia Panduan Salat Idul Fitri Saat Pandemi COVID-19
Wiku mengatakan, jika langkah pengetatan tidak dilakukan atau terjadi pembiaran maka bakal berdampak buruk pada meningkatnya laju penularan akibat perubahan pada karakteristik virus dan sifat biologisnya.
Di samping itu, lanjut ia, yang paling dikhawatirkan yakni menurunnya efektivitas vaksin yang kini tengah diberikan kepada masyarakat. Pasalnya, vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus yang spesifik.
Begitu pula dengan akurasi testing karena lokasi-lokasi mutasi yang berbeda-beda pada setiap varian. Sehingga dapat menurunkan kualitas PCR yang memiliki target mutasi virus yang spesifik.

"Potensi efek negatif ini sedang dipelajari lebih lanjut, dan semua temuan hasilnya akan diberitahukan kepada masyarakat," katanya.
Data Satgas COVID-19, sampai tanggal 6/7, jumlah terkonfirmasi positif 1.697.305, sembuh 1.552.532, meninggal 46.496. Sementara itu, tercatat sudah 12,995,710 vaksinasi tahap 1 dan 8,317,944 vaksinasi tahap 2. (Asp)
Baca Juga:
Pemerintah Diminta Bersiap Hadapi Skenario Terburuk Tsunami COVID-19