Merasa Kesepian Setelah Bermain Media Sosial? Ini Kata Psikolog
Kamis, 02 September 2021 -
SEMUA masalah rasanya hilang saat mengarungi jagat media sosial. Apalagi postingan dapat 100 likes, dan kolom komentar dibanjiri pujian untuk kamu. Tapi nih ya, kok hati jadi hampa lagi pas log out dari Facebook, Twitter, atau Instagram? Kamu malah merasa kesepian.
Secara psikologis hal ini memang wajar terjadi. Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Inez Kristanti mengatakan perasaan sepi itu bisa terjadi terhadap siapa saja. "Tidak apa-apa bila main media sosial tapi masih merasa kesepian, saya rasa itu hal yang bisa dipahami," jelas Inez, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Baca Juga:
Ini Rahasia Bikin Konten Video Menarik untuk Jualan di Media Sosial
Menurut Inez, hal tersebut terkait dengan kualitas interaksi yang hasilnya tidak bisa setara ketika kamu berkomunikasi dengan orang lain secara tatap muka. Inez menuturkan berinteraksi lewat teknologi seperti media sosial bisa menjauhkan yang dekat, serta mendekatkan kamu dengan yang jauh.

"Di media sosial meski kita berinteraksi dengan orang, tapi kualitasnya tidak bisa disetarakan dengan hubungan personal," ucap Inez.
Kendati demikian, Inez mengungkapkan tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi untuk sekadar menyapa dan bertanya kabar orang-orang terkasih di tengah situasi pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, Inez mengimbau sebaiknya selain menggunakan media sosial, kamu juga harus punya waktu untuk berinteraksi dengan orang lain. Tidak harus tatap muka karena pandemi belum selesai. Cukup menggunakan Zoom call dengan grup teman-teman atau bertanya tentang kabar keluarga.
Baca Juga:
Dari media sosial, kita memang bisa mendapat banyak manfaat. Seperti terhubung dengan orang lain, hingga memiliki akses mudah ke informasi. Tapi ada juga kerugian bermain media sosial yang jarang diketahui.
Seperti yang dikutip dari Psychology Today, sebuah studi tentang interaksi media menunjukkan bahwa berkomunikasi lewat Facebook mungkin memiliki implikasi negatif untuk kesejahteraan. Hal tersebut bisa merusak keadaan afektif pengguna dan meningkatkan kecemburuan.

Agar hal itu tidak terjadi, David Braucher dari Faculty of the William Alanson White Institute's Division menyarankan sebaiknya kamu menggunakan media sosial dengan bijak. Batasi jumlah waktu yang kita habiskan untuk bermain media sosial setengah dari biasanya.
Sementara itu, untuk anak-anak serta remaja, solusinya bukan mencegah menggunakan media sosial. Tapi menurut Psikolog dari Florida Atlantic University, Yamila Lezcano, solusinya adalah orang tua tidak perlu ikut serta mengajari anak dan remaja soal perilaku yang pantas saat bermain media sosial.
Namun, orang tua juga harus mengajari anak-anak dan remaja soal perilaku yang pantas dan tidak pantas di media sosial dengan menjelaskan potensi efek positif dan negatif. (ryn)
Baca Juga: