Pandemi COVID-19 Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital


Transaksi digital sangat praktis. (Foto: pixabay/pexels)
SEBUAH riset dari ACI Worldwide dan YouGove mengungkapkan pandemi COVID-19 merupakan salah satu faktor utama adanya peningkatan permintaan konsumen terhadap pembayaran digital di Indonesia.
Hal tersebut berjalan seiring dengan perubahan perilaku dan preferensi pembayaran. Pada laporan itu juga diinformasikan sebanyak 55 persen konsumen di Tanah Air memilih metode pembayaran digital yang terhubung dengan rekening bank mereka, seperti QRIS atau pembayaran dengan scan QR Code.
Baca Juga:
Mengutip Antara, cara pembayaran digital tersebut lebih disukai di tahun 2021. Pengguna uang digital semisal Gopay, OVO, Dana dan Link Aja mencapai 72 persen, sementara dengan uang tunai mencapai 68 persen.

Pergeseran ke arah pembayaran digital, secara dramatis dipercepat karena perubahan kebutuhan dan preferensi pembayaran yang disebabkan oleh Pandemi COVID-19.
Seperlima dari konsumen di Indonesia atau sekitar 20 persen, sudah mengurangi metode pembayaran tradisional dengan uang tunai, kartu kredit atau debit sejak awal pandemi. Dengan kata lain, keinginan cashless atau metode pembayaran non tunai kian meningkat. Lantaran perubahan teknologi yang kecepatannya seakan tak terbendung, saat ini para konsumen memilih pengalaman yang mengutamakan mobile dan real-time.
Baca Juga:
Pelaku UMKM Perempuan di E-Commerce Meningkat Drastis Saat Pandemi
Adanya perkembangan pembayaran digital dan real-time berdampak positif terhadap konsumen, pedagang hingga lembaga keuangan. Teknologi ini bisa melakukan pembayaran kepada teman, pelanggan, membayar tagihan, hingga mentransfer uang dengan praktis.
Kendati uang tunai kerap merepresentasikan metode pembayaran fisik yang sifatnya 'segera', kehadiran pembayaran real-time membawa konsep tersebut ke era digital. Yakni dengan periode penyelesaian, pemberitahuan, hingga konsolidasi pelaporan yang lebih cepat.

Saat ini Indonesia masih dalam pengembangan perihal sistem pembayaran real-time. Meski begitu, Indonesia memiliki semua keunggulan sebagai sebuah negara yang bisa dengan cepat mengadopsi pembayaran real-time.
Mengenai hal itu, Bank Indonesia berencana untuk meluncurkan sistem BI-FAST real-time sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025. Sistem ini nantinya bertindak sebagai infrastruktur untuk transfer antar bank dengan lebih cepat dan pembayaran berbasis kartu. Sistem tersebut juga dibangun dengan standar pembayaran digital.
Riset dari ACI Worldwide dan YouGove pun menjelaskan konsumen Indonesia mengharapkan agar manfaat penggunaan pembayaran real-time di Tanah Air bisa diperluas, menyeluruh, hingga melintasi perbatasan. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W
