Mengenal Kata-Kata 'Unik' Khas Medan! Mungkin Terdengar Lucu Bagi Orang Awam
Sabtu, 08 Februari 2020 -
MENDENGAR sesama orang Batak bercakap mungkin terasa seperti sedang terjadi perkelahian. Selain karena kalimatnya tegas, nada bicaranya pun keras. Meski begitu, terkadang banyak orang malah dibuat tertawa terpingkal dengan percakapan orang Batak seperti banyak ditampilkan acara lawak di televisi.
Medan, tempat lahir dan berkembangnya budaya Batak, ternyata bersentuhan pula dengan budaya lain, seperti Melayu, Jawa, Minang, Aceh, India, Tiongkok, dan Arab. Hal itu membuat Medan memiliki bahasa khas sehingga terdengar unik bagi banyak orang di kota lain.
Kata-kata berikut ini pasti enggak asing bagi anak Medan, tapi beda ceritanya kalau kamu anak dari kota lain.
1. Sapaan Akrab

"Kak", merupakan panggilan untuk perempuan lebih tua atau dituakan (sama seperti Mbak di Jawa).
"Bang", panggilan untuk pria lebih tua atau dituakan (berbeda dengan "Bang" untuk pedagang).
"Uwak", menjadi panggilan untuk orang sudah tua, seperti bapak-ibu, kakek-nenek.
"Wak", semua orang akan dipanggil "Wak" mau itu tua, muda, pria atau wanita. Namun, biasanya digunakan pada orang belum dikenal dengan tujuan agar akrab.
Orang Siantar dan Medan juga jarang memanggil orang lain dengan sebutan “Kamu”. Meski dianggap sebagai bahasa sangat halus, tetapi mereka lebih suka pakai kata “Kau”.
Contoh: "Hei, baik kabar kau?"
Artinya: "Hei, kabarmu baik?"
"Awak", merupakan kata ganti untuk menyebut diri sendiri. Orang Siantar dan Medan lebih suka menggunakan istilah “Awak” (dari bahasa Melayu), namun uniknya, istilah “Awak” juga sering memiliki arti “Kamu”
Contoh: “Kurang ajar kali awak ni”
Artinya: "Kurang ajar sekali kamu”
Gimana? sudah mulai terbiasa degan keunikan kata-kata ini? Lanjut!
2. Istilah Transportasi Umum

Pernahkah kamu menjadi penumpang angkot, seperti kopaja, taxi, atau bajaj?
Biasanya orang Jakarta dan sekitarnya akan mengatakan "Kiri" untuk berhenti di lokasi tujuan.
Berbeda dengan Medan, mereka akan mengatakan "Pinggir" untuk berhenti di lokasi tujuan.
Kata "kiri" justru biasa digunakan kondektur untuk mengusir pejalan kaki atau orang yang menghalangi.
Contoh: "Kiri kau, mau lewat awak!"
Artinya: "Minggir kamu, saya mau lewat!"
3. Tegur Sapa

Frasa "Apa cerita?" sering digunakan untuk menanyakan situasi dan kondisi teman-temannya dibanding dengan "Apa kabar?".
Kata " Beselemak" atau berarti berantakan sering dipakai percakapan sehari-hari, seperti "Ngomong kau beselemak", atau "Kamu ngomongnya berantakan".
Frasa "Masuk angin kawan ini" di Medan bukan berarti seorang teman sedang masuk angin. Masuk angin di sini lebih kepada idiom seseorang pemikirannya sudah tidak masuk akal. Biasanya hal itu digunakan untuk kelakar sesama teman.
Jangan langsung bangga dulu kalau di Medan disebut "Nokoh aja kerjamu". Nokoh bukan berarti kamu di tokohkan, tapi di Medan artinya berbohong. Hati-hati!
" Ih dia nembak". Nembak itu bukanl pernyataan cinta atau menembak dengan senjata api, namun maknanya melakukan sebuah perbuatan tak terpuji seperti mencuri, tidak membayar makan, dan lain-lain.
Contoh: "Si Ucok nembak makan di warteg"
Artinya: "Si Ucok makan di warteg enggak bayar".
Kata "Pusingkan" punya arti berbeda dengan bahasa Indonesia. "Pusingkan dulu kereta kau itu" buat anak Medan bukan bermakna kereta itu pusing, namun "Putar balik dulu motor kamu".
Sebenarnya masih banyak kata-kata khas asal Medan lainnya. Di atas hanya penggalan kecil saja, namun sudah bisa jadi pegangan kamu bila ingin berkomunikasi dengan orang Medan. Selamat mencoba! (Arb)