Mengatasi Endometriosis Secara Menyeluruh

Minggu, 04 September 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

GANGGUAN haid tak hanya membuat perempuan mengalami nyeri perut. Perempuan juga berisiko mengalami endometriosis selama siklus haid. Endometriosis merupakan kondisi jaringan di lapisan rahim (endometrium) ditemukan pada bagian tubuh selain rahim seperti indung telur, lapisan dalam perut, usus, hingga miss V.

Setiap bulannya jaringan endometrium bereaksi sama dengan jaringan yang melapisi rongga rahim. Jaringan ini kemudian akan pecah dan berdarah. Apabila kondisi ini terjadi, akan membuat iritasi dan peradangan.

Baca Juga:

Transformasi Rumah Sakit Permata Ibu Menjadi Brawijaya Hospital Tangerang

Brawijaya Hospital luncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu yang ditangani oleh para tenaga ahli profesional (Foto: dok. Brawijaya Hospital)

Menurut data Brawijaya Hospital Antasari, banyak perempuan yang mengeluhkan gangguan haid ini. Maka dari itu, rumah sakit ini meluncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu, Jumat (2/9).

"Kita punya keinginan yang cukup kuat, bagaimana caranya bisa memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mereka tahu dan tidak terlambat," ujar dr. UF Bagazi, Sp.OG selaku Direktur Utama Brawijaya Hospital Antasari.

Bagazi menambahkan semua berhubungan dengan gangguan haid yang mungkin dikeluhkan para remaja hingga perempuan menopause, akan ditangani secara komprehensif dan menyeluruh.

Baca juga:

Rumah Sakit St. Carolus Hadirkan Klinik Bernadette

Endometriun berbeda dengan jaringan dalam rahim yang meninggalkan tubuh sebagai suatu periode yang dikenal banyak perempuan dengan haid/menstruasi. Darah dari jaringan endometriosis tidak memiliki cara untuk melarikan diri.

Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit dan pembentukan jaringan parut. Endometriosis juga dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit dan kanker autoimun tertentu, fibroid, dan adenomiosis.

Tingginya angka gangguan haid dan endometriosis menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu (Foto: dok. Brawijaya Hospital)

Endometriosis memengaruhi sekitar 176 juta perempuan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat endometriosis merupakan salah satu penyebab utama operasi laparoskopi dan histerektomi dilakukan.

Diperkirakan 1 dari 10 perempuan menderita endometriosis di Amerika Serikat, namun banyak yang tetap tidak terdiagnosis. Endometriosis dapat memengaruhi semua perempuan termasuk remaja pada usia subur, terlepas dari ras/etnis dan keadaan sosial-ekonomi mereka.

Sementara itu, menurut data Global, data gangguan haid pada perempuan usia subur di Indonesia ialah 1 banding 10. Tingginya angka tersebut, menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu.

Pihak rumah sakit akan memberikan layanan dalam serangkaian pemeriksaan, diagnostik, hingga terapi. Seluruh keluhan akan ditangani secara komprehensif oleh tim ginekologi yang memang ahli di bidangnya. (ryn)

Baca juga:

Rumah Sakit Harus dapat Hadirkan Nuansa Homey

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan