Mengatasi Endometriosis Secara Menyeluruh


Brawijaya Hospital Antasari hadirkan layanan Gangguan Haid dan Endometriosis (Foto: dok. Brawijaya Hospital)
GANGGUAN haid tak hanya membuat perempuan mengalami nyeri perut. Perempuan juga berisiko mengalami endometriosis selama siklus haid. Endometriosis merupakan kondisi jaringan di lapisan rahim (endometrium) ditemukan pada bagian tubuh selain rahim seperti indung telur, lapisan dalam perut, usus, hingga miss V.
Setiap bulannya jaringan endometrium bereaksi sama dengan jaringan yang melapisi rongga rahim. Jaringan ini kemudian akan pecah dan berdarah. Apabila kondisi ini terjadi, akan membuat iritasi dan peradangan.
Baca Juga:
Transformasi Rumah Sakit Permata Ibu Menjadi Brawijaya Hospital Tangerang

Menurut data Brawijaya Hospital Antasari, banyak perempuan yang mengeluhkan gangguan haid ini. Maka dari itu, rumah sakit ini meluncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu, Jumat (2/9).
"Kita punya keinginan yang cukup kuat, bagaimana caranya bisa memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mereka tahu dan tidak terlambat," ujar dr. UF Bagazi, Sp.OG selaku Direktur Utama Brawijaya Hospital Antasari.
Bagazi menambahkan semua berhubungan dengan gangguan haid yang mungkin dikeluhkan para remaja hingga perempuan menopause, akan ditangani secara komprehensif dan menyeluruh.
Baca juga:
Endometriun berbeda dengan jaringan dalam rahim yang meninggalkan tubuh sebagai suatu periode yang dikenal banyak perempuan dengan haid/menstruasi. Darah dari jaringan endometriosis tidak memiliki cara untuk melarikan diri.
Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit dan pembentukan jaringan parut. Endometriosis juga dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit dan kanker autoimun tertentu, fibroid, dan adenomiosis.

Endometriosis memengaruhi sekitar 176 juta perempuan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat endometriosis merupakan salah satu penyebab utama operasi laparoskopi dan histerektomi dilakukan.
Diperkirakan 1 dari 10 perempuan menderita endometriosis di Amerika Serikat, namun banyak yang tetap tidak terdiagnosis. Endometriosis dapat memengaruhi semua perempuan termasuk remaja pada usia subur, terlepas dari ras/etnis dan keadaan sosial-ekonomi mereka.
Sementara itu, menurut data Global, data gangguan haid pada perempuan usia subur di Indonesia ialah 1 banding 10. Tingginya angka tersebut, menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu.
Pihak rumah sakit akan memberikan layanan dalam serangkaian pemeriksaan, diagnostik, hingga terapi. Seluruh keluhan akan ditangani secara komprehensif oleh tim ginekologi yang memang ahli di bidangnya. (ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
