Kesehatan

Mengatasi Endometriosis Secara Menyeluruh

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 04 September 2022
Mengatasi Endometriosis Secara Menyeluruh

Brawijaya Hospital Antasari hadirkan layanan Gangguan Haid dan Endometriosis (Foto: dok. Brawijaya Hospital)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GANGGUAN haid tak hanya membuat perempuan mengalami nyeri perut. Perempuan juga berisiko mengalami endometriosis selama siklus haid. Endometriosis merupakan kondisi jaringan di lapisan rahim (endometrium) ditemukan pada bagian tubuh selain rahim seperti indung telur, lapisan dalam perut, usus, hingga miss V.

Setiap bulannya jaringan endometrium bereaksi sama dengan jaringan yang melapisi rongga rahim. Jaringan ini kemudian akan pecah dan berdarah. Apabila kondisi ini terjadi, akan membuat iritasi dan peradangan.

Baca Juga:

Transformasi Rumah Sakit Permata Ibu Menjadi Brawijaya Hospital Tangerang

Brawijaya Hospital luncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu yang ditangani oleh para tenaga ahli profesional (Foto: dok. Brawijaya Hospital)

Menurut data Brawijaya Hospital Antasari, banyak perempuan yang mengeluhkan gangguan haid ini. Maka dari itu, rumah sakit ini meluncurkan Pusat Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu, Jumat (2/9).

"Kita punya keinginan yang cukup kuat, bagaimana caranya bisa memberikan layanan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga mereka tahu dan tidak terlambat," ujar dr. UF Bagazi, Sp.OG selaku Direktur Utama Brawijaya Hospital Antasari.

Bagazi menambahkan semua berhubungan dengan gangguan haid yang mungkin dikeluhkan para remaja hingga perempuan menopause, akan ditangani secara komprehensif dan menyeluruh.

Baca juga:

Rumah Sakit St. Carolus Hadirkan Klinik Bernadette

Endometriun berbeda dengan jaringan dalam rahim yang meninggalkan tubuh sebagai suatu periode yang dikenal banyak perempuan dengan haid/menstruasi. Darah dari jaringan endometriosis tidak memiliki cara untuk melarikan diri.

Hal tersebut dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit dan pembentukan jaringan parut. Endometriosis juga dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit dan kanker autoimun tertentu, fibroid, dan adenomiosis.

Tingginya angka gangguan haid dan endometriosis menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu (Foto: dok. Brawijaya Hospital)

Endometriosis memengaruhi sekitar 176 juta perempuan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat endometriosis merupakan salah satu penyebab utama operasi laparoskopi dan histerektomi dilakukan.

Diperkirakan 1 dari 10 perempuan menderita endometriosis di Amerika Serikat, namun banyak yang tetap tidak terdiagnosis. Endometriosis dapat memengaruhi semua perempuan termasuk remaja pada usia subur, terlepas dari ras/etnis dan keadaan sosial-ekonomi mereka.

Sementara itu, menurut data Global, data gangguan haid pada perempuan usia subur di Indonesia ialah 1 banding 10. Tingginya angka tersebut, menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk Layanan Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu.

Pihak rumah sakit akan memberikan layanan dalam serangkaian pemeriksaan, diagnostik, hingga terapi. Seluruh keluhan akan ditangani secara komprehensif oleh tim ginekologi yang memang ahli di bidangnya. (ryn)

Baca juga:

Rumah Sakit Harus dapat Hadirkan Nuansa Homey

#Kesehatan #Brawijaya Hospital
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan