Menengok Masjid Tjia Kang Ho Bergaya Klenteng di Pasar Rebo

Rabu, 13 Maret 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Warga keturunan Tionghoa membangun masjid berarsitektur khas Tionghoa bernama Tjia Kang Ho di Jalan Tipar, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Terdapat berbagai macam ornamen khas klenteng dan aksara Han di pintu masuk masjid itu yang semakin menguatkan nuansa budaya Tionghoa-Muslim.

"Masjid ini mulai dibangun pada Oktober 2022. Saat ini tahapan pembangunan masjid sudah mencapai 80 persen dan mulai tadi malam sudah dipakai untuk melaksanakan Shalat Tarawih," kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Tjia Kang Ho Muhammad Wildan Hakiki ketika ditemui di masjid itu, Selasa (12/3).

Baca juga:

Israel Izinkan Muslim Palestina Akses Masjid Al-Aqsa Pekan Pertama Puasa

Nama masjid Tjia Kang Ho sendiri diambil dari seorang warga Tionghoa yang mewakafkan tanahnya untuk dijadikan masjid. Cita-cita Tjia Kang Ho yang mengubah namanya menjadi H Abdul Soleh mendirikan masjid itu akhirnya diteruskan anaknya H Budiyanto dan cucunya M Wildan Hakiki untuk membangun masjid berarsitektur Tionghoa.

Menurut Wildan, perancangan masjid dengan gaya Tionghoa ini memang sengaja untuk menghormati mendiang kakeknya dan mempertahankan budaya Tionghoa. "Kenapa kita bikin masjid model begini, karena kita tidak ingin melupakan dari mana sejarahnya kita berawal," kata dia dilansir dari Antara.

Wildan berharap dengan adanya masjid ini warga keturunan Tionghoa yang berada di sekitar masjid dapat beribadat dengan tenang dan nyaman. "Karena Islam itu 'Rahmatan Lil 'Alamiin'," imbuh dia.

Baca juga:

Tim Arkeolog Pugar Masjid Kuna Bondan di Indramayu

Rencananya, kata Wildan, pihak keluarga menargetkan masjid seluas 600 meter persegi (m2) itu akan rampung pada Juli 2024 dengan daya tampung jamaah sekitar 250 orang.

Lebih jauh, Wildan menjelaskan proses pembangunan masjid itu cukup lama karena ornamen tembok di dalam masjid dilapisi kuningan bertuliskan Asmaul Husna. Belum lagi, pembuatan atapnya yang membutuhkan waktu.

"Proses pembuatan lapisan tembok kuningan itu memakan waktu sekitar 10 bulan di Boyolali karena perajin mengukir satu persatu tulisan Asmaul Husna tersebut," tandasnya. (*)

Baca juga:

Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan