Megawati Ungkap Isi Pembahasan Jokowi dan 6 Ketum Parpol di Istana
Jumat, 05 Mei 2023 -
MerahPutih.com - Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung isi pembicaraan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para ketum partai politik pendukung pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5) lalu.
Megawati menyampaikan, pertemuan itu hanya sebagai silaturahmi diisi dengan kegiatan makan bersama. Menurutnya, tak ada pembicaraan politik praktis terkait pemilu dalam pertemuan tersebut.
Hal itu diungkapkan Megawati saat memberikan arahan dan membuka acara seminar bertajuk "Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125" di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5).
Baca Juga:
Plt Ketum PPP Temui Jokowi di Istana, Laporkan Keputusan Dukung Ganjar
"Kemarin waktu dikumpulkan ketua-ketua umum silaturahmi sama Presiden itu sebenarnya, kalau beritanya politik (tingkat tinggi) apa yang dibicarakan? Enggak ada, (itu hanya) silaturahmi, makan, sudah gitu. (Presiden) hanya bilang begini, mau nitip (pesan). Apa? Nah ini saya mau nitip balik (ke para peserta acara seminar), karena ini perintah Presiden," kata Megawati.
Ia menyampaikan, Presiden Jokowi hanya menitipkan terkait pentingnya menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan demografi.
Jokowi, kata Megawati, menyebut bahwa saat ini Indonesia memiliki waktu yang baik terkait demografi.
"Kita, menurut beliau, mengalami sebuah (masalah) demografi. Demografi itu kan soal penduduk. Itu (harus dipikirkan) mulai tahun ini. Jadi (bonus demografi) itu ada peak time-nya (momentum puncak)," tutur Megawati.
Megawati menjelaskan, memang Indonesia ke depan memiliki demografi yang bagus lantaran diharapkan bisa membawa negara dalam kondisi berkembang ke menjadi negara maju.
Kendati begitu, ia mengingatkan, bonus demografi tersebut tak akan selamanya terjadi. Menurutnya, waktu demografi yang bagus untuk Indonesia tersebut bisa surut.
Ia pun lantas mencontohkan negara-negara yang kini mengalami penyurutan demografinya yakni seperti Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan.
"Negara yang mengalami sekarang terbaliknya demografinya itu adalah Jepang, Korea, dan RRC. Jadi kalau disebut piramid terbalik, karena di sini orang-orang tua yang disebut tidak produktif lagi.”
Baca Juga:
Demokrat Nilai Tak Etis Jokowi Kumpulkan 6 Ketum Parpol di Istana
"Kita justru dari tahun ini, ini Presiden loh bukan saya yang ngomong, sampai 2036, 13 tahun itu adalah peak time-nya untuk menghasilkan dari sisi demografi produktif, manusia yang produktif dari usia 16-60 an, sehingga harus dipacu bagaimana mereka ini untuk bisa produktif. Kalau dari produktivitas yang dilakukan manusia produktif itu, maka kita bisa terangkat jadi negara maju keempat. Yang pertama Tiongkok, India, Amerika, lalu kita. Bayangkan loh," sambungnya.
Karena itu, Megawati menilai bahwa pernyataan Presiden Jokowi tersebut sejalan dengan kegiatan seminar Haluan 100 Tahun Bali yang sedang dilaksanakan tersebut.
Adapun dalam acara seminar bertajuk "Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125" di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, ini turut juga dihadiri oleh Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Kepala BPIP Yudian Wahyudi hingga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster memaparkan rancangan Haluan 100 Tahun Bali. (Pon)
Baca Juga:
Prabowo Capres Koalisi Besar Tersirat Setelah Pertemuan Ketum Partai di Istana