Demokrat Nilai Tak Etis Jokowi Kumpulkan 6 Ketum Parpol di Istana


Presiden Joko Widodo (kedua kanan) memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahim Ramadan 1444 H DPP PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (2/4). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
MerahPutih.com - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5) malam, menuai kritik.
Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief menilai langkah Jokowi tersebut tidak etis. Sebab, Istana adalah tempat kepala negara memimpin rapat kerja bersama menteri-menterinya.
Baca Juga
Prabowo Capres Koalisi Besar Tersirat Setelah Pertemuan Ketum Partai di Istana
“Ketua umum pimpinan partai politik itu kan bukan bawahannya (Jokowi). Jadi menurut saya nggak etis mempertontonkan itu di depan rakyat,” kata Andi Arief kepada wartawan, Rabu (3/5).
Andi Arief mengatakan seharusnya Jokowi menggunakan tempat-tempat yang tidak mengandung unsur kenegaraan jika ingin menggelar pertemuan bersama elite politik.
“Memang nggak ada peraturan yang mengatakan tidak boleh tapi secara etika kurang pas. Kalau mau kongkow-kongkow ya silakan di rumah di tempat mana gitu tempat yang tidak mengandung unsur negara, silakan aja,” imbuhnya.
Baca Juga
Prabowo Ungkap Titipan Jokowi saat bertemu 6 Ketum Parpol di Istana
Andi Arief lantas mencontohkan, tempat yang tepat menggelar pertemuan politik yakni saat Jokowi menghadiri acara 'Silahturahmi Ramadan' bersama parpol-parpol koalisi pemerintahan di kantor DPP PAN beberapa waktu lalu.
Menurut anak buah Agus Harimurti Yudhoyonoat (AHY) ini, ketika istana dijadikan tempat pertemuan pimpinan parpol justru menyakiti hati masyarakat.
“Ngga cocok kalau di Istana, dia kan presiden seluruh rakyat itu. Menyakiti hati rakyat itu,” ujarnya.
Lebih lanjut Andi Arief tak mempermasalahkan pertemuan Jokowi bersama enam ketum parpol untuk konsolidasi Pilpres 2024. Ia hanya menyayangkan jika ada agenda politik dibahas di Istana.
“Terserah saja itu kan hak kalau mau konsolidasi silakan, tapi tempatnya juga, kan bahaya itu artinya bahwa Presiden Jokowi memberi pesan kepada seluruh penegak hukum harap mendukung calonnya karena dilakukan di istana. Karena itu bahaya itu,” tutup Andi Arief. (Pon)
Baca Juga
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin

Tegaskan Roy Suryo Sudah Mundur Sejak 2019, Demokrat Sebut Ada Upaya Adu Domba SBY dengan Jokowi

Kondisi SBY Makin Membaik, 2-3 Hari Lagi Sudah Boleh Pulang dari RSPAD

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Open Recruitment Program Kreatif UMKM Meledak, Sekjen Demokrat Ikut Berperan Penting

Legislator Demokrat Harap TNI tak Jaga Kejagung secara Permanen

Legislator Demokrat Ingatkan Kejagung Jangan Jadi Bandit Demokrasi

AHY Minta UMKM Diperkuat, Anggota DPR Hillary Brigitta Lasut Luncurkan Program Pembinaan

Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Prihatin Gelombang PHK, Pemprov Harus Bertindak Strategis di Dunia Digital

Prabowo Akui 'Kurang Baik' Komunikasi Publik, Demokrat: Justru Itu Kelebihannya
