Liburan Akhir Tahun Diprediksi Picu Penambahan Kasus COVID-19

Kamis, 17 Desember 2020 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Jelang liburan akhir tahun, potensi penyebaran COVID-19 diprediksi bakal tinggi. Adanya mobilitas penduduk saat liburan berpotensi meningkatkan risiko penularan.

"Ketika ada mobilitas, ada kerumunan, ada ketidakpatuhan maka muncul penularan," ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (16/12).

Baca Juga:

DPR Minta Pemerintah Utamakan Guru Masuk Prioritas Dapat Vaksin COVID-19

Mobilitas penduduk ke suatu tempat seperti tempat wisata juga akan berpotensi menimbulkan kerumunan. Apabila terjadi kerumunan, akan sulit menerapkan protokol kesehatan terutama penerapan jaga jarak.

"Ada kondisi-kondisi di mana 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) juga sulit diterapkan terutama menjaga jarak ketika, kerumunannya juga semakin banyak," ujarnya.

Dewi juga mengingatkan bahwa adanya peningkatan kasus COVID-19 akan membawa dampak beruntun terhadap kondisi pandemi di Indonesia. Mulai dari ketersediaan fasilitas kesehatan, kondisi tenaga medis yang kelelahan serta meningkatnya risiko fatalitas akibat COVID-19.

"Fatalitasnya kan bergantung dari kapasitas pelayanan kesehatan dan yang kedua akan berpengaruh dari karakteristik orang tersebut juga pasien yang terinfeksi," ucap Dewi.

Ilustrasi (Foto: Pixabay/Willgard)

Selain tahun baru, dia juga mengajak umat Kristiani yang merayakan Natal tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Harus dipikirkan apakah kapasitas ruangannya cukup, apakah bisa dikerjakan secara virtual, ini juga akan menjadi pertimbangan," kata dia.

Dewi juga mengingatkan risiko melakukan perjalanan saat masa libur panjang. Menurutnya, perjalanan di masa libur bisa memicu peningkatan kasus dan meningkatkan keterpakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Dorong Rekor Penurunan Emisi Tahun 2020

Dia menyebut, masyarakat bisa tertular COVID-19 saat berada di bandara, stasiun bus, stasiun kereta, halte peristirahatan dan rest area ketika melakukan perjalanan selama masa libur.

"Kalau kita lihat alur domino effect, libur panjang menyebabkan peningkatan kasus, kapasitas rumah sakit," tandasnya. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan