Koalisi PKS dan PDIP di Pilkada Jakarta Sulit Terwujud
Jumat, 09 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - PDI Perjuangan akan sulit masuk koalisi jika PKS masih ngotot mempertahankan duet Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, perbedaan ideologi serta basis pemilih juga membuat sulitnya koalisi itu terbentuk. Corak partai politik keduanya sukar disatukan karena tidak adanya hubungan harmonis yang terjalin di kancah nasional.
"Efeknya memang pemilih keduanya ini saling berbeda ekstrem. Kalau misalkan PKS kanan mentok, PDIP kiri mentok. Jadi bertolak belakang," ucap Agung saat dikonfirmasi awak media, Jumat (9/8).
Lebih lanjut, kata Agung, PDIP juga memiliki beberapa sosok potensial yang bisa ikut berlaga sebagai kontestan.
"PDIP juga memiliki banyak kursi legislatif di Jakarta artinya juga banyak suara bahkan tidak terlalu jauh. Jadi ini deadlock bukan hanya untuk wakil tapi keseluruhan," ujarnya.
Baca juga:
Golkar Lobi PDIP, NasDem, PKB, PKS Dukung Ridwan Kamil di Pilkada DKI
Menurutnya, faktor penghalang lainnya yang tidak memungkinkan PKS dan PDIP membentuk koalisi disebabkan adanya sejarah masa lalu. Pada Pilkada Jakarta 2017 PKS mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berhasil mempecundangi Ahok.
"Masalahnya ada cerita di Pilkada Jakarta 2017. Selain kalah PDIP juga harus merelakan Ahok masuk penjara karena masalah penistaan agama," ujarnya.
Ketua DPW PKS, Khoirudin sebelumnya mengatakan bahwa partainya mengajak PDI Perjuangan untuk berkoalisi agar Anies Baswedan dapat berlayar. Sebab, kata dia, keinginan kuat untuk mengusung Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2024 merupakan pilihan logis mengingat elektabilitasnya berada di puncak, mengungguli kandidat lain.
"Ke arah sana (mengajak PDIP) tentu dijajaki," ucap Wakil Ketua DPRD DKI ini.
Baca juga:
PKS Buka Peluang Gabung KIM di Pilkada Jakarta dengan Catatan
Kendati demikian, sambung dia, PKS hingga saat ini tak kunjung mendapat respons positif dari jajaran PDIP DKI Jakarta. Mengingat PDIP juga meminta posisi tawar untuk pendamping Anies Baswedan.
"PKS sudah datang ke berbagai partai juga tidak mudah. Karena semuanya punya posisi tawar," tuturnya. (Asp)