Kasus COVID-19 di Indonesia Kini Lampaui Tiongkok
Sabtu, 18 Juli 2020 -
MerahPutih.com - Kasus virus corona (COVID-19) di tanah air kini melampaui Tiongkok yang sempat menjadi episenter penularan dan pertama kali ditemukan kasus COVID-19. Pemerintah Indonesia mengumumkan jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 pada Sabtu (18/ 7) mencapai 84.882 kasus, berada di atas Tiongkok sebesar 83.644.
"Penambahan pada pasien positif sebanyak 1.752 kasus," kata Juru Bicara Pemerintah khusus penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di BNPB, Jakarta, Sabtu (18/7).
Baca Juga:
Ada Perbedaan Swab Pertama dan Kedua, Ini Hasil Tes COVID-19 Ketiga Karyawan RRI Surabaya
Penularan COVID-19 di Tiongkok sudah mencapai nol kasus. Dilaporkan Sabtu, Tiongkok hanya memiliki 22 kasus baru virus corona yang muncul di daratan pada 17 Juli. Kasus Sabtu itu naik 10 dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Achmad Yurianto mengungkapkan, jumlah penambahan pasien sembuh sebanyak 1.434 pasien menjadi 43.268.
"COVID-19 bisa sembuh dan ini memotivasi kita untuk hidup sehat. Kondisinya bagus dan tak dikhawatirkan menular. Mereka sembuh dan punya kekebalan imunitas yang baik," jelas Yurianto yang mengenakan batik ini.
Pasien meninggal dunia bertambah 59 orang menjadi 4.019 pasien yang meninggal.
"Kasus kematian ini adalah dari penderita konfirmasi positif COVID-19. Optimisme kita perlukan ," ucapnya.
Sementara, suspek mencapai 37.593 dan pasien dalam pengawasan mencapai 25.552.
"Ini bukti masih ada kelompok rentan dan penularan masih terjadi," jelas Yurianto.
Yuri mengingatkan masyarakat untuk menghindari tempat berkumpul karena memiliki risiko penularan COVID-19. Sebab banyak penularan orang tanpa gejala dan menularkan kepada orang lain.
"Tinggal di rumah adalah jawaban satu satunya yang benar. Tak melakukan perjalanan kemanapun baik itu ke rumah saudara atau ke kampung," jelas Yurianto.
"Kemudian rajin cuci tangan dengan sabun, sudah terbukti ilmiah penggunaan sabun akan hancurkan virus itu," ujarnya.
Baca Juga:
Dia mengimbau juga agar masyarakat mencegah adanya kerumunan dan penumpukan orang. Selain itu, masyarakat juga diminta tak menyentuh terlalu lama orang yang rentan seperti orang tua dan sakit karena penularan bisa lebih cepat
"Karena lenularan tidak langsung melalui kontak tangan ini sangat besar pengaruhnyam lakukan sering-sering cuci tangan dan hindari terlalu banyak memegang tubuh," jelas Yurianto.
Menurut dia, jangan sampai ada orang yang tertular.
"Karena beban rumah sakit makin berat. Mencegah jangan sampai sakit dan ada orang lain yang sakit," ungkap Yurianto.
Ia mengingatkan soal adanya ancaman demam berdarah yang bisa terjadi kapan pun.
"Bersihkan rumah, bersihkan sarang nyamuk. Lindungi yang sakit, sehat dan lindungi masayarakat kita. Kita bisa," jelas Yurianto. (Knu)
Baca Juga: