Jualain Limbah Kayu dengan Disulap Jadi Aksesori Cantik

Senin, 26 September 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

SAAT menyebut kata limbah kayu, yang terbayang hanyalah tumpukan serat kayu yang akan dibuang. Limbah ini biasanya merupakan sisa kayu dari hasil pembuatan berbagai produk seperti mebel, lemari, dan lain-lain. Tumpukan limbah kayu, sesuai namanya, akhirnya menjadi sampah yang tak banyak diolah oleh orang-orang.

Meski sifatnya organik dan bisa terurai sendiri, limbah kayu yang menumpuk juga buruk terhadap kondisi lingkungan. Kayu yang terbuang sia-sia dapat mengarah pada eksploitasi pepohonan. Lalu, pembusukan pada tumpukan kayu juga dapat mengganggu kesehatan dan pemandangan sekitar jika dekat dengan lingkungan penduduk.

Baca Juga:

Produk Komestik Lokal dengan Kemasan Berkelanjutan

Untuk itu, Alive Jewelry mencoba mengatasi masalah tersebut, yakni jualain dengan menyulap limbah kayu menjadi sesuatu yang lebih menarik. Alive Jewelry adalah UMKM asal Yogyakarta yang telah berdiri sejak 2018. Alive mengolah limbah kayu menjadi perhiasan yang dipadu bersama handcrafted metal.

Alive memilih beberapa jenis kayu yang memang warnanya indah, memiliki tekstur indah, dan bahannya kuat. (Foto: Instagram/@Alivejewelry)

Founder dan desaigner Alive Jewelr Mila menceritakan motivasi awalnya. Dulu, ia bekerja di sebuah UMKM kecil pada masa KKN saat perkuliahan dan di sana terdapat banyak limbah sisa pembuatan kaca mata kayu. Akhirnya, ia memilih bahan kayu yang bagus (warnanya cerah, tidak lapuk, keras, dan bertekstur indah), lalu mengolahnya menjadi berbagai jenis perhiasan, seperti kalung, anting, dan gelang.

“Kayu kan tingkatannya beda-beda ya. Nah ini kayunya yang keras gitu jadinya emang udah tahan. Terus kalau finishing-nya ya tinggal refinishing (proses penguatan kayu agar tahan lama) aja gitu,” ungkap Mila kepada Merahputih.com, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Jualain Exquise Patisserie Kenalkan Keik Cita Rasa Indonesia

Setiap produksi perhiasan ini biasanya memakan waktu hingga 1 minggu. Proses ini melingkupi kegiatan handmade kala membentuk logam. Sedangkan saat membentuk kayu, Mila menggunakan bantuan mesin untuk memotongnya.

Setiap perhiasan punya latar belakang dan edisinya masing-masing. (Foto: merahputih.com/Marcella)


Setiap hasil produksi memiliki edisinya sendiri. Misalnya saat ini, ada edisi bentang alam yang punya varian ombak, terasering (sawah berundak-undak atau berteras-teras di lahat berbukit), dan bukit. Ada pula edisi tentang varian-varian bunga yang memang bersemi di bulan tertentu.

Pada kemasannya, Alive juga menulis nama kayu dan jenis logam yang dipakai serta sedikit kisah behind the story. "Jadi biar lebih personal aja kalo jewelry-nya masing-masing ada ceritanya gitu," jelas Mila. (mcl)

Baca Juga:

Produk Komestik Lokal dengan Kemasan Berkelanjutan

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan