Gen Z Nepal Sebut Protes Telah Disusupi Kelompok Oportunis, Tentara Mulai Berpatroli di Jalanan


Demonstrasi ricuh di Nepal tewaskan 16 orang.(foto: Instagram @thecurrent_india)
MERAHPUTIH.COM — JALANAN Kota Kathmandu tampak tenang, Rabu (10/9). Asap tipis masih mengepul dari bangunan yang terbakar. Kendaraan hangus berserakan di jalanan. Setelah protes besar melanda negara itu, tentara dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan Kota Kathmandu. Ini menjadi kerusuhan terburuk yang mengguncang ‘Negeri Himalaya’ dalam beberapa dekade terakhir.
Protes besar-besaran menentang korupsi dan nepotisme pada Selasa (9/9) telah memanas hingga berubah menjadi aksi pembakaran dan kekerasan. Perdana Menteri mengundurkan diri setelah rumah-rumah politisi dirusak, gedung-gedung pemerintah dibakar, dan gedung parlemen diserbu serta dibakar massa.
Pihak tentara menyebut jam malam telah diberlakukan secara nasional hingga Kamis pagi. Mereka memperingatkan akan menghukum siapa pun yang terlibat dalam kekerasan dan vandalisme. Sebanyak 27 orang telah ditangkap karena terlibat dalam aksi kekerasan dan penjarahan, sedangkan 31 pucuk senjata ditemukan.
Namun, kelompok Gen Z, yang memimpin protes tersebut, telah menjauhkan diri dari aksi perusakan itu. Mereka tegas menyebut gerakan mereka telah dibajak penyusup oportunis.
Setelah pengunduran diri PM KP Sharma Oli meninggalkan kekosongan kepemimpinan, militer berusaha mengendalikan situasi yang memanas. Upaya gagal pemerintah untuk melarang media sosial telah memicu demonstrasi yang menewaskan 19 orang dalam bentrokan dengan polisi pada Senin (8/9). Kematian tersebut justru memicu kerusuhan lebih besar pada Selasa. Adegan kekerasan dan vandalisme kini menjadi gambaran intensitas gerakan antipemerintah yang meledak-ledak.
Baca juga:
Situasi Nepal Kian Panas, Istri Eks Perdana Menteri Tewas Setelah Rumahnya Dibakar Massa
Ribuan narapidana dilaporkan kabur dari penjara-penjara di sekitar Kathmandu di tengah kekacauan. Seperti dilaporkan BBC, lima napi muda tewas pada Selasa malam ketika pasukan keamanan menembaki tahanan yang melarikan diri dari lembaga pemasyarakatan anak di Banke, Nepal bagian barat. Jumlah total korban kini meningkat menjadi lebih dari 20 orang.
Militer telah mengundang para demonstran Gen Z untuk mengadakan pembicaraan damai. Para pemimpin mahasiswa sedang menyusun daftar tuntutan baru, kata salah satu perwakilan mereka kepada BBC. Namun banyak demonstran khawatir gerakan ini telah dikooptasi penyusup.
“Protes pada Selasa yang diselenggarakan Generasi Z Nepal dilakukan dengan visi yang jelas: menuntut akuntabilitas, transparansi, dan penghentian korupsi,” kata para demonstran dalam pernyataan resmi mereka.
Mereka menegaskan, gerakan mereka sejak awal bersifat damai, berakar pada prinsip keterlibatan sipil tanpa kekerasan.
Mereka mengaku secara aktif menjadi relawan di lapangan untuk mengelola situasi dengan bertanggung jawab, melindungi warga, dan menjaga properti publik. Mereka juga menegaskan tidak ada aksi protes lanjutan yang dijadwalkan mulai Rabu, serta menyeru kepada militer dan polisi untuk menegakkan jam malam sesuai kebutuhan.
“Niat kami tidak pernah untuk mengganggu kehidupan sehari-hari atau membiarkan orang lain menyalahgunakan inisiatif damai kami,” kata mereka dalam pernyataan itu.
Tentara Bertindak Cari Perusuh
Sementara itu, tentara menuduh berbagai individu dan kelompok anarkistis telah menyusup ke massa protes dan merusak properti publik maupun pribadi. “Kami terutama sedang berupaya mengendalikan pihak-pihak yang memanfaatkan situasi untuk menjarah, membakar, dan menimbulkan berbagai insiden,” kata juru bicara militer Rajaram Basnet, dikutip BBC.
Pada Selasa sore, dalam upaya yang disebutnya untuk membuka jalan bagi solusi konstitusional, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri.
“Dengan mempertimbangkan situasi buruk di negara ini, saya mengundurkan diri efektif mulai hari ini untuk memfasilitasi solusi atas masalah ini dan membantu menyelesaikannya secara politik sesuai dengan konstitusi,” ujar Oli dalam suratnya kepada Presiden Nepal Ramchandra Paudel.
Namun, belum jelas siapa yang akan menggantikannya, atau apa yang akan terjadi selanjutnya, ketika tampaknya tidak ada yang memegang kendali. “Di masa depan, kami percaya kepemimpinan masa depan Nepal harus bebas dari afiliasi partai politik yang mengakar, sepenuhnya independen, dan dipilih berdasarkan kompetensi, integritas, dan kualifikasi,” kata para demonstran Gen Z dalam pernyataan mereka pada Selasa.
Dengan tegas mereka menuntut pemerintahan yang transparan dan stabil yang bekerja demi kepentingan rakyat, bukan demi keuntungan individu korup atau elit politik.
“Tujuan kami tetap teguh: sebuah pemerintahan yang layak dengan pemimpin yang berkualitas dan tidak korup,” tutup mereka.(dwi)
Baca juga:
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Bagikan
Berita Terkait
Presiden Nepal Cari Cara Lantik Eks Ketua MA Jadi PM Sementara Tanpa Bubarkan Parlemen

Heboh Istilah 'Nepo Kids' yang Jadi Penyebab Demo di Nepal, Apa Makna Sebenarnya?

Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban

Kemlu Pastikan 134 WNI di Nepal dalam Kondisi Aman, Koordinasi dengan Otoritas Setempat Permudah Kepulangan

Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan

Puluhan WNI Dievakuasi Dari Nepal, Ratusan Orang Masih Bertahan

Pemerintah Harus Berkaca Dari Demo di Nepal, Gen Z Tidak Suka Basa-Basi

Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
