Jokowi Diminta Ambil Langkah Strategis Hadapi Kenaikan Harga Pangan
Senin, 07 Maret 2022 -
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengingatkan adanya indikasi harga-harga barang akan naik sehingga rakyat harus bersiap-siap.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi I DPR Sukamta meminta Presiden Jokowi membuat langkah nyata menghadapi ancaman krisis pangan.
"Presiden Jokowi seharusnya membuat langkah strategis menghadapi kenaikan harga-harga bahan pangan, tak cukup hanya dengan mengingatkan dan mewanti-wanti rakyat," kata Sukamta dalam keterangannya, Senin (7/3).
Baca Juga:
Survei: Kinerja Jokowi-TNI Peroleh Nilai Tertinggi dan DPR-DPD Terendah
Sukamta mengatakan, harga minyak goreng sudah melambung sebulan terakhir, namun langkah pemerintah tidak strategis.
Menurutnya, pemerintah tidak berani menekan perusahaan minyak goreng untuk menurunkan harga.
"Jika demikian, ketakutan dan kepanikan yang akan tercipta di masyarakat. Presiden harus bisa menciptakan ketenangan," ujarnya.
Harga kebutuhan pokok seperti gula, daging, kedelai, beras mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Presiden Jokowi beralasan bahwa faktor kelangkaan kontainer, energi dan perang menjadi penyebab kenaikan harga.
Baca Juga:
Jokowi Percepat Pembentukan Operasional Otorita IKN Nusantara
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun mengkritisi pernyataan Presiden Jokowi tersebut dalam kerangka ketahanan negara.
Menurut dia, faktor-faktor kenaikan harga bahan pokok tadi merupakan faktor eksternal. Bisa terjadi kapan saja.
"Seharusnya pemerintah membangun kedaulatan pangan yang berasal dari sumber daya alam Indonesia, bukan bergantung pada impor. Selama pangan bergantung kepada negara lain maka ketahanan negara kita akan selalu lemah," ujarnya.
Sukamta menekankan, Indonesia tidak bisa selalu bergantung pada impor apalagi dalam kondisi krisis dunia seperti saat ini.
Dikatakannya, jumlah pangan semakin terbatas, bisa berbahaya bagi ketahanan negara.
"Negara-negara produsen tentu lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya sebelum ekspor. Pun jika mengekspor, harganya menjadi sangat mahal," tutup dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2021 saja, Indonesia telah mengimpor lebih dari 15 juta ton bahan pokok senilai USD 8,37 miliar atau kurang lebih setara dengan Rp 118,9 triliun. (Pon)
Baca Juga:
Wacana Penundaan Pemilu 2024, Pakar Hukum UNS Surakarta: Kuncinya Ada di Jokowi