Jimmy Carter, Ketika Kekalahan Politik Bukanlah Akhir Segalanya

Senin, 30 Desember 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Jimmy Carter, Presiden ke-39 Amerika Serikat, wafat pada Minggu (29/12) waktu setempat.

Sebagai politisi, Carter pernah kalah dalam pertarungan politik. Namun, ia menunjukkan bahwa kekalahan politik bukanlah akhir dari kontribusi besar bagi dunia.

Setelah kalah dalam pemilihan ulang dari Ronald Reagan, Carter dan istrinya, Rosalynn, mendirikan The Carter Center pada 1982. Organisasi ini berfokus pada resolusi konflik, hak asasi manusia, kesehatan publik, dan demokrasi di seluruh dunia.

Situs web organisasi tersebut (cartercenter.org) menyatakan bahwa mereka dipandu oleh prinsip-prinsip Jimmy dan Rosalynn Carter.

Di antaranya "Komitmen mendasar terhadap hak asasi manusia dan pengurangan penderitaan manusia" dan "berupaya mencegah dan menyelesaikan konflik, meningkatkan kebebasan dan demokrasi, serta memperbaiki kesehatan".

Perjuangan Carter mengupayakan perdamaian dan penegakan Hak Asasi Manusia menempatkannya sebagai peraih Nobel Perdamaian pada 10 Desember 2002.

Baca juga:

Sosok Jimmy Carter Juru Damai AS Peraih Nobel Perdamaian

Meski banyak yang mengkritik AS karena kebijakan perangnya di berbagai negara, Carter punya pandangan sendiri tentang perang.

"Perang mungkin kadang-kadang adalah kejahatan yang diperlukan. Tapi tidak peduli seberapa diperlukan, itu selalu jahat, tidak pernah baik. Kita tidak akan belajar hidup bersama dalam damai dengan saling membunuh anak-anak kita," ujarnya saat itu, seperti dikutip abcnewsgo.com (29/12).

The Carter Center telah memantau 113 pemilu di 39 negara, termasuk di Myanmar dan Bolivia, memastikan proses demokrasi yang adil. Mereka juga menjalankan proyek untuk memperluas akses informasi bagi perempuan di Liberia dan Bangladesh.

Selain itu, organisasi mendukung pendekatan berbasis hak asasi manusia dalam konflik Israel-Palestina dan bekerja untuk meredakan krisis kemanusiaan di Suriah.

Dedikasi Carter terhadap perdamaian dan kemanusiaan mengukuhkan reputasinya sebagai negarawan dunia yang berkomitmen pada perubahan positif.

Warisan Carter menginspirasi banyak orang bahwa dari kekalahan politik, seseorang dapat bangkit menjadi kekuatan global untuk kebaikan.

Carter menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang melayani dan membangun dunia yang lebih baik. (dru)

Baca juga:

Presiden ke-39 Amerika Serikat Jimmy Carter Meninggal Pada Usia 100 Tahun

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan