Indonesia Percaya Diri Setop PLTU Batu Bara

Jumat, 18 Maret 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Indonesia disebut memiliki potensi sumber daya dari energi baru dan terbarukan (EBT) yang berlimpah.

Dengan berlimpahnya sumber daya EBT itu, pemerintah percaya diri akan menyetop pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut, di Kalimantan Utara (Kaltara) akan menjadi satu green integrated industrial park dengan memiliki luas lahan mencapai 30 ribu hektare.

Nantinya akan menggunakan 8 ribu Mega Watt (MW) Pembangkit Tenaga Listrik Hydro dan 10 ribu MW Solar Panel.

Baca Juga:

Pasokan Batu Bara Bagi PLTU PLN Hanya Cukup Untuk 15 Hari Operasi

Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki sejumlah 2,9 Trillion Cubic Feet (TCF) gas.

"Jadi kita akan buat sesuatu yang bagus dan akan mengubah struktur Indonesia," ungkap Luhut saat acara di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (17/3).

Pemerintah sendiri berkomitmen untuk memensiunkan dini PLTU batu bara sebagai salah satu cara transisi energi untuk tetap bisa berjalan.

"Mungkin kita sebagai negara salah satu melakukan show case di G20 kita akan umumkan 350 Giga Watt yang kita early retire dari coal fire," ungkap purnawirawan Jenderal TNI ini.

Luhut melanjutkan, dengan memiliki kawasan energi hijau tersebut akan mampu meningkatkan pendapatan per kapita sekitar USD 10 ribu dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8 persen di 2030.

Capaian tersebut akan lebih besar jika Indonesia mampu melakukan hilirisasi sejumlah mineral lainnya.

"Ini baru simulasi dari nikel ore, kita belum bicara bauksit, copper, timah dan yang lain-lain," kata dia.

Baca Juga:

ADB Identifikasi PLTU Batu Bara Yang Bakal Ditutup di Indonesia

Termasuk juga mempertimbangkan efisiensi investasi sebesar Rp 400 triliun dari anggaran pemerintah.

Apalagi dalam tiga tahun ke depan nilai investasi bisa mencapai Rp 700 triliun.

Luhut menyebut, sampai tahun 2029, nilai investasi di kawasan industri hijau itu mencapai USD 132 miliar.

"Jadi ini angka yang sangat besar, dan kita akan memiliki the largest petrochemical di dunia. Jadi dengan investasi USD 56 miliar dan itu akan membuat outcome-nya USD 67 miliar," kata mertua Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak ini.

Presiden Joko Widodo pernah menyebut bahwa kawasan industri (KI) hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) dapat menjadi gerbang bagi Indonesia untuk menjadi negara industri besar yang diperhitungkan dunia.

Jokowi menargetkan, pembangunan kawasan industri hijau di Kaltara untuk tahap pertama dapat selesai pada 4-5 tahun ke depan.

Dia menegaskan bahwa ekonomi Indonesia sedang bertransformasi.

Salah satu bentuk transformasi itu adalah menuju pengembangan ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan mengedepankan prinsip berkelanjutan.

Ke depan, kegiatan ekonomi hijau yang mampu menghasilkan produk-produk ramah lingkungan akan menjadi budaya baru di dunia.

Hal itu karena negara-negara di dunia banyak yang sedang beralih ke kegiatan konsumsi produk-produk hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mendukung terciptanya ekosistem hijau. (Knu)

Baca Juga:

Indonesia Butuh Rp 3.500 Triliun Gantikan PLTU Batu Bara

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan