INDEF Ungkap Penyebab Sederet Perusahaan Pelat Merah Utangnya Menggunung
Rabu, 08 Desember 2021 -
MerahPutih.com - Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini tengah menjadi sorotan. Sebab sejumlah perusahaan pelat merah tersebut banyak yang terlilit utang hingga triliunan rupiah.
Menurut Pengamat Ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, terpuruknya ekonomi BUMN disebabkan karena pejabat yang dipilih tidak mempunyai kompeten.
"Faktor pemilihan direksi dan komisaris yang kurang merangkul kelompok profesional juga jadi penyebab BUMN ugal-ugalan dan gampang cari pinjaman baru," ucap Bhima kepada MerahPutih.com, Rabu (8/12).
Baca Juga:
DPR Bakal Lakukan Langkah Penyelamatan Garuda Indonesia
Banyaknya hutang ditubuh BUMN bukan kali pertama terjadi di pemerintahan Jokowi. Tapi di era Menteri BUMN Erick Thohir hutang BUMN jauh lebih parah.
Dari catatannya, ada enam BUMN yang terlilit utang puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Antara lain, PT Angkasa Pura I, PT Garuda Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Perkebunan Nusantara, PT Krakatau Steel, dan PT Waskita Karya.
Ada faktor lain yang menyebabkan BUMN banyak utang, yakni penugasan dari pemerintah yang tidak pada tempatnya. Seperti amanat yang diberikan kepada PT PLN.
"Misalnya proyek 35 ribu Megawatt (MW) yang menjadi beban PLN. Padahal sebelum pandemi listrik sudah oversupply," ucapnya.
Baca Juga
Angkasa Pura I Catat Penambahan 47,2 Persen Penumpang Sepanjang Oktober 2021
Kemudian pengembangan proyek-proyek infrastruktur di sejumlah wilayah Indonesia juga jadi beban BUMN.
"Ada kasus lain yang unik contohnya disektor besi baja, karena proteksi impornya tidak diatur dengan baik akhirnya BUMB besi baja nya terancam pailit," terangnya.
Alumni Faktultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini mengatakan, ada berbagai cara meminimalisir atau membayar hutang di sejumlah BUMN. Salah satunya melakukan restrukturisasi pinjaman yang jatuh tempo.
"Atur negosiasi bunga pinjaman, stop proyek penugasan yang menjadi beban dan lakukan reformasi internal untuk cut biaya operasional," pungkasnya.
Berdasarkan catatan INDEF, enam perusahaan pelat merah ini terlilit utang hingga triliunan rupiah:
1. PT Angkasa Pura I
Kinerja keuangan Angkasa Pura I atau AP I menjadi sorotan paling teranyar. BUMN pengelola bandara ini ternyata memiliki utang jumbo mencapai sekitar Rp 35 triliun.
2. PT Garuda Indonesia
Kinerja keuangan Garuda Indonesia yang buruk sudah lama menjadi sorotan. Kementerian BUMN mencatat, hingga akhir September 2021, utang maskapai pelat merah ini sudah mencapai 9,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 138,87 triliun.
3. PT PLN
Berdasarkan laporan keuangan 2020, PLN diketahui memiliki utang sebesar Rp 649,2 triliun. Terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp 499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp 149,65 triliun.
Baca Juga:
KPK Persilakan Publik Lapor Dugaan Korupsi di PT Garuda Indonesia
Utang jangka panjang PLN diantaranya didominasi oleh obligasi dan sukuk sebesar Rp 192,8 triliun, utang bank Rp 154,48 triliun, utang imbalan kerja Rp 54,6 triliun, liabilitas pajak tangguhan Rp 31,7 triliun, dan penerusan pinjaman Rp 35,61 triliun.
4. PT Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara atau PTPN tercatat terbelit utang mencapai Rp 43 triliun. Puluhan triliun itu merupakan utang lama yang sudah menggunung dan terindikasi adanya korupsi terselubung.
5. PT Krakatau Steel
Perusahaan yang bergerak bidang produksi baja ini diketahui mempunyai hutang sebesar 2 miliar dollar AS atau Rp 31 triliun. Hutang ini dugaan adanya tindakan korupsi di perusahaan pelat merah itu yang dilakukan manajemen lama.
6. PT Waskita Karya
Waskita Karya memiliki utang mencapai Rp 90 triliun hingga akhir 2019. Hal itu karena banyaknya proyek jalan tol yang dikerjakan. (Asp)