IDI Optimis Target Vaksinasi Tahap Pertama Tercapai

Selasa, 02 Februari 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Ikatan Dokter Indonesia tetap optimistis target 1.531.072 orang sasaran pada tahap pertama vaksinasi bisa tercapai meski masih ada kendala yang dihadapi dalam proses vaksinasi untuk tenaga kesehatan.

"Optimisme tetap ada. Respons positif dari anggota IDI dan para tenaga kesehatan meningkat," ujar Ketua Terpilih Pengurus Besar IDI, dokter Adib Khumaidi, Senin (1/2).

Sosialisasi baru efektif setelah adanya pengumuman dari BPOM yang membuat respons positif mulai terlihat. Terlebih lewat pesan yang disampaikan di media sosial. "Apalagi setelah gerakan siap dan sudah vaksinasi melalui media sosial yang sudah dilakukan para tenaga medis dan nakes," kata dia.

Baca Juga

Menkes Budi Dinilai Belum Optimal Tekan Kasus COVID-19

Kendala teknis dalam pendataan serta pendaftaran sasaran vaksinasi jadi salah satu yang perlu segera dibenahi. Tenaga kesehatan banyak mengeluhkan soal kendala pendaftaran lewat aplikasi PeduliLindungi.

Dokter residen Satyanaya Widyaningrum yang baru mendapat vaksin pada akhir Januari menyoroti masalah sinkronisasi data antar lembaga yang memakan waktu. "Mau maju teknologi pakai digital, tapi malah bentrok," keluh dia.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 ke seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Merdeka, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/1). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Belum lagi sistem registrasi yang berubah-ubah. "Yang awal katanya PeduliLindungi, SMS, lalu balik lagi tanpa SMS, lalu PCare," sambung dia.

Meski demikian, sebagaimana dikutip Antara, akhir-akhir ini sudah ada berbagai kebijakan serta terobosan untuk mempercepat layangan vaksinasi di lapangan.

Seperti membuka layanan vaksinasi massal di berbagai wilayah di mana sasaran vaksin bisa langsung datang dan mendapat layanan dengan membawa identitas, tanpa harus menunggu undangan yang tak kunjung diterima.

Baca Juga

Pemerintah Harus Keluarkan Aturan Jika Vaksinasi Berdampak Buruk Bagi Rakyat

Ini dirasakan oleh dokter residen Arina Kartika yang baru mendapat vaksin pekan lalu. "Ada orang yang pakai NIK (Nomor Induk Kependudukan) saya, tapi namanya berbeda," ujar Arina.

Arina lalu diarahkan untuk langsung datang ke tempat vaksin. Mengandalkan jalur manual, dia tetap dilayani dalam waktu relatif singkat, sekitar satu jam. Arina mengatakan, dia merasa dipermudah meski sempat ada kendala data. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan