IDI Optimis Target Vaksinasi Tahap Pertama Tercapai
Vaksinasi COVID-19. (Foto: Sekretariat Presiden)
Merahputih.com - Ikatan Dokter Indonesia tetap optimistis target 1.531.072 orang sasaran pada tahap pertama vaksinasi bisa tercapai meski masih ada kendala yang dihadapi dalam proses vaksinasi untuk tenaga kesehatan.
"Optimisme tetap ada. Respons positif dari anggota IDI dan para tenaga kesehatan meningkat," ujar Ketua Terpilih Pengurus Besar IDI, dokter Adib Khumaidi, Senin (1/2).
Sosialisasi baru efektif setelah adanya pengumuman dari BPOM yang membuat respons positif mulai terlihat. Terlebih lewat pesan yang disampaikan di media sosial. "Apalagi setelah gerakan siap dan sudah vaksinasi melalui media sosial yang sudah dilakukan para tenaga medis dan nakes," kata dia.
Baca Juga
Kendala teknis dalam pendataan serta pendaftaran sasaran vaksinasi jadi salah satu yang perlu segera dibenahi. Tenaga kesehatan banyak mengeluhkan soal kendala pendaftaran lewat aplikasi PeduliLindungi.
Dokter residen Satyanaya Widyaningrum yang baru mendapat vaksin pada akhir Januari menyoroti masalah sinkronisasi data antar lembaga yang memakan waktu. "Mau maju teknologi pakai digital, tapi malah bentrok," keluh dia.
Belum lagi sistem registrasi yang berubah-ubah. "Yang awal katanya PeduliLindungi, SMS, lalu balik lagi tanpa SMS, lalu PCare," sambung dia.
Meski demikian, sebagaimana dikutip Antara, akhir-akhir ini sudah ada berbagai kebijakan serta terobosan untuk mempercepat layangan vaksinasi di lapangan.
Seperti membuka layanan vaksinasi massal di berbagai wilayah di mana sasaran vaksin bisa langsung datang dan mendapat layanan dengan membawa identitas, tanpa harus menunggu undangan yang tak kunjung diterima.
Baca Juga
Pemerintah Harus Keluarkan Aturan Jika Vaksinasi Berdampak Buruk Bagi Rakyat
Ini dirasakan oleh dokter residen Arina Kartika yang baru mendapat vaksin pekan lalu. "Ada orang yang pakai NIK (Nomor Induk Kependudukan) saya, tapi namanya berbeda," ujar Arina.
Arina lalu diarahkan untuk langsung datang ke tempat vaksin. Mengandalkan jalur manual, dia tetap dilayani dalam waktu relatif singkat, sekitar satu jam. Arina mengatakan, dia merasa dipermudah meski sempat ada kendala data. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19