IDAI Publikasikan Ratusan Anak Meninggal Dunia akibat COVID-19

Senin, 27 September 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Sepanjang pandemi COVID-19 berlangsung sejak Maret 2020 hingga saat ini, korbannya tidak hanya lansia dan orang dewasa, melainkan juga anak-anak.

Berdasarkan studi retrospektif dari data berdasarkan laporan kasus COVID-19 pada anak yang dirawat oleh dokter anak yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) selama Maret - Desember 2020, pada gelombang pertama, didapatkan 37.706 kasus anak terkonfirmasi terinfeksi virus corona.

Hasil penelitian IDAI tersebut juga dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Pediatrics yang terbit 23 September 2021 lalu.

Baca Juga:

Anies Beri Beasiswa Anak Yatim Piatu akibat COVID-19

“Penelitian ini adalah gambaran data terbesar pertama kasus COVID-19 anak di Indonesia pada gelombang pertama. Angka kematian yang cukup tinggi adalah hal yang harus dicegah dengan deteksi dini dan tata laksana yang cepat dan tepat," kata Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Aman B Pulungan.

Berdasarkan data tersebut, di antara anak-anak terkonfirmasi corona yang ditangani oleh dokter anak, angka kematian tertinggi pada anak usia 10-18 tahun 26 persen, diikuti 1-5 tahun 23 persen, 29 hari - kurang dari 12 bulan 23 persen, 0 - 28 hari 15 persen, dan 6 - kurang dari 10 tahun 13 persen.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. Dr. Aman B Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) berbicara dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Minggu (26/9/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. Dr. Aman B Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) berbicara dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Minggu (26/9/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh case fatality rate (CFR) COVID-19 pada anak di Indonesia terdapat 522 kasus kematian dari 35.506 kasus suspek, dan 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa penyebab kematian anak akibat COVID-19 terbanyak dikarenakan faktor gagal napas, sepsis/syok sepsis, serta penyakit bawaan (komorbid).

Sementara komorbid terbanyak pada anak corona yang meninggal adalah malnutrisi dan keganasan, disusul penyakit jantung bawaan, kelainan genetik, tuberkulosis (TBC), penyakit ginjal kronik, celebral palsy, dan autoimun. Sementara 62 anak meninggal tanpa komorbid.

Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDAI Yogi Prawira mengatakan, faktor penyebab gagal napas dan sepsis/syok terjadi pada kondisi yang berat sehingga pemantauan kondisi, serta tata laksana secara dini dan tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya dua kondisi tersebut.

Baca Juga:

Ratusan Anak Yatim Piatu Sleman Korban COVID-19 Terima Bantuan Kemensos

Lebih lanjut, laporan riset IDAI tersebut juga menjabarkan distribusi regional kasus COVID-19 pada anak, di mana terdapat 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi COVID-19 terbanyak yakni: Jawa Barat, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, DIY, dan Papua.

Juga ada 7 daerah dengan kasus kematian anak terkonfirmasi COVID-19 terbanyak, yaitu: Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. (Asp)

Baca Juga:

Kemendikbud Klaim Ada 25 Klaster COVID-19 Selama PTM, Anak Buah Anies Turun ke Lapangan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan