Harga Telur Naik, Saatnya Konsisten Konsumsi Protein Nabati
Jumat, 26 Agustus 2022 -
MASYARAKAT tengah dikejutkan dengan harga telur ayam yang melonjak tinggi, mencapai sekitar Rp 31 ribu per kilogramnya. Lantas, bagaimana alternatif untuk tetap mendapat asupan protein?
Kenaikan harga telur ini mendapat respons dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) dengan mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk turun tangan. Upaya yang diharapkan salah satunya adalah mengumpulkan para peternak besar atau petelur besar untuk mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan.
Berdasarkan data dalam situs Info Pangan Jakarta, harga telur memang terlihat naik, yakni sebesar Rp 31.065 per kg. Angka itu masuk dalam harga termahal dalam sepanjang sejarah.
Telur ayam yang menjadi salah satu sumber protein hewani, nampaknya menjadi salah satu stok pangan yang wajib ada di rumah. Selain cara membuatnya yang simpel dan bervariatif, telur juga sering dijadikan sarapan atau pelengkap lauk lainnya. Maka, tak heran jika masyarakat dan pedagang mengeluhkan kenaikan harga ini.
Baca juga:
Kenaikan Harga Telur Ayam Tidak Lepas dari Dampak Pandemi COVID-19

Naiknya harga telur di pasar pun menjadi pertimbangan konsumen untuk mengonsumsinya. Namun, perlu diketahui bahwa telur bukanlah satu-satunya protein yang ada. Banyak sumber yang mudah kita temui sebagai pengganti telur, protein nabati misalnya
Protein nabati merupakan jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Jenis protein ini dapat menjadi pilihan bagi kamu yang menjalani pola makan vegetarian atau tidak mengonsumsi protein hewani, seperti daging maupun ikan.
Beberapa jenis kacang-kacangan yang bisa kamu konsumsi misalnya kacang kedelai, kacang merah, kacang almond, atau kacang hijau. Selain mengandung protein yang tinggi, mengolah kacang-kacangan untuk dikonsumsi pun tergolong mudah. Kamu hanya perlu merebus atau bisa mengolahnya menjadi susu dan bubur kacang.
Ada juga beberapa jenis sayuran yang tergolong tinggi protein meliputi brokoli, bayam, asparagus, kentang, dan singkong. Sementara itu, buah yang mengandung tinggi protein adalah jambu biji, alpukat, dan pisang.
Sumber protein nabati lainnya adalah tahu dan tempe yang juga mudah ditemukan di pasaran. Bagi vegetarian, tempe merupakan salah satu sumber protein andalan. Selain tinggi kadar protein, tempe juga merupakan sumber makanan berkalsium dan zat besi tinggi.
Baca juga:
Untuk menemani sarapanmu, kamu bisa mengonsumsi roti gandum yang juga dikenal sebagai sumber karbohidrat yang baik. Biji chia juga diketahui sebagai sumber protein nabati yang baik untuk tubuh. Selain protein, biji chia juga mengandung karbohidrat, serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.
Metode konsumsi protein nabati atau plant-based juga dirangkum dalam sebuah dokumenter berjudul The Game Changers. Film dokumenter tersebut mungkin akan mengubah persepsimu, bahkan membuatmu tertarik untuk mencobanya.
Dokumenter The Game Changers yang diproduksi oleh Jackie Chan, Arnold Schwarzenegger, dan James Cameron ini menceritakan kisah beberapa atlet yang mengubah diet mereka dari makan daging jadi vegan, kemudian memberi tinjauan luas tentang manfaat-manfaat plant-based diet.
The Game Changers berfokus pada seorang mantan atlet UFC bernama James Wilks yang meneliti manfaat plant-based diet, untuk mempercepat proses pemulihan cideranya.
Atlet yang tidak makan daging kerap diejek karena dianggap bahwa sayuran tidak memberi protein yang cukup. Namun The Game Changer membantah anggapan itu, justru menginspirasi banyak orang untuk menjadi mengikuti pola makan berbasis tanaman. (and)
Baca juga: