Produksi Telur Meningkat, Kementan Lakukan Stabilisasi Harga


Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda (ketiga kiri) melakukan kunjungan ke Rumah Kebersamaan Peternak Layer Mandiri di Blitar, Sabtu (19/4/2025). ANTARA/HO-Humas Kementan
MerahPutih.com - Kementerian Pertanian mengeluarkan surat edaran tertanggal 11 April 2025 yang memperkuat pengawasan peredaran telur fertil dan infertil untuk konsumsi sesuai Permentan Nomor 10 Tahun 2024, guna menjaga psikologis pasar terhadap tekanan harga telur.
Kementan memastikan memperkuat serapan dan stabilisasi harga telur ayam ras di tingkat peternak melalui sinergi lintas sektor guna menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan dan keberlanjutan usaha peternakan rakyat.
"Kementan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem perunggasan nasional, khususnya komoditas telur ayam ras," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda.
Pada tahun 2025, Indonesia mencatatkan capaian membanggakan sebagai produsen telur terbesar ketiga di dunia setelah China dan Jepang, dengan potensi produksi mencapai 6,52 juta ton atau setara 104,17 miliar butir.
Baca juga:
Capaian itu mencerminkan produktivitas peternak semakin baik yang disebabkan oleh peningkatan performa genetik ayam ras petelur (layer), pemanfaatan teknologi kandang tertutup (closed house).
Selain itu, implementasi program unggulan seperti Ayam Merah Putih, yang mengembangkan klaster peternakan ayam di tingkat desa untuk mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dengan kebutuhan nasional sebesar 6,22 juta ton, Indonesia mencatat potensi surplus sebesar 295 ribu ton atau 4,5 persen. Surplus itu menjadi peluang strategis untuk memperluas jangkauan program MBG, memperkuat peran UMKM peternakan, serta meningkatkan pemerataan distribusi telur antarwilayah.
Kementan terus memantau dinamika pasar dengan pendekatan kolaboratif dan responsive tengah produksi telur nasional mengalami peningkatan yang luar biasa.
"Ini adalah potensi besar yang harus dikelola dengan baik agar memberi manfaat maksimal bagi peternak dan masyarakat,” ujar Agung. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tekan Harga Beras, Pemerintah Tambah Cetak Sawah Baru di Papua, Maluku dan NTT

DPR Dukung Instruksi Presiden soal Pupuk Berkualitas dan Terjangkau

Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil

Harga Ayam dan Telur Melonjak, Badan Pangan Mulai Distribusikan Jagung Pakan SPHP ke Peternak

Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus

Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial

Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani

Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
