Golkar: Pelaku Kekerasan pada Pemuka Agama Berupaya Memecah Belah NKRI

Selasa, 13 Februari 2018 - Zaimul Haq Elfan Habib

MerahPutih.com - Partai Golkar mengutuk tindakan kekerasan terhadap pemuka agama yang belakangan ini marak terjadi di Indonesia karena dinilai tidak berprikemanusiaan sekaligus mencederai nilai-nilai Pancasila.

"Kami minta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk melihat ini sebagai sesuatu yang kemungkinan berupaya untuk memecah belah NKRI," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar untuk Wilayah Sulawesi II (Sulteng dan Sultra) Ali Mochtar Ngabalin seperti dilansir Antara, Senin (12/2).

Golkar mendesak institusi Kepolisian segera mengungkap dalang pelaku kekerasan tersebut. Menurut dia, peristiwa ini dinilai sebagai upaya dari pihak-pihak tertentu untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Rasa keprihatinan ini sebagai bentuk tanggung jawab DPP Partai Golkar kepada publik. Peristiwa ini merupakan bentuk kekerasan yang dinilai sebagai tindakan yang mencederai semangat kebersamaan yang sudah terjalin selama ini," ujarnya.

Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan dan menganggap bahwa tindakan ini adalah keji dan mencederai kerukunan yang sedang dibangun.

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu untuk Wilayah Indonesia Timur Melkias Marcus Mekeng menilai pelaku yang melakukan kekerasan terhadap pemuka agama sebagai orang yang tidak beriman.

"Saya yakin pelaku kekerasan adalah orang yang tidak memiliki iman, dan bukan kebetulan. Yang jelas, mereka telah menciptakan rasa tidak aman," katanya.

Oleh karena itu, dia menyarankan ada upaya konkret dari pemerintah karena dirinya meyakini peristiwa-peristiwa dilakukan oleh pihak-pihak yang terorganisasi.

Sebelumnya, peristiwa penganiayaan berupa pembacokan terhadap empat orang terjadi di Gereja St. Lidwina, Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta, Minggu pagi.

"Betul, kejadian sekitar pukul 07.30 WIB," kata Kapolda D.I. Yogyakarta Brigjen Pol. Ahmad Dofiri saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (11/2).

Dari empat korban, dua orang merupakan jemaat gereja, seorang pendeta dan seorang polisi.

Ahmad mengatakan bahwa awalnya pelaku masuk ke gereja melalui pintu barat gereja dan menyerang seorang jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro dan melukai punggung Martinus.

Selanjutnya, pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan parang sehingga para jemaat ketakutan dan membubarkan diri.

Pelaku lantas menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan seorang jemaat bernama Budi Purnomo yang ketika itu masih berada di gereja.

Romo Prier menderita luka di kepala bagian belakang, sementara Budi mengalami luka di kepala bagian belakang dan leher. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan