Golkar: Pelaku Kekerasan pada Pemuka Agama Berupaya Memecah Belah NKRI


Ilustrasi kekerasan (Pixalbay)
MerahPutih.com - Partai Golkar mengutuk tindakan kekerasan terhadap pemuka agama yang belakangan ini marak terjadi di Indonesia karena dinilai tidak berprikemanusiaan sekaligus mencederai nilai-nilai Pancasila.
"Kami minta kepada seluruh pemangku kepentingan untuk melihat ini sebagai sesuatu yang kemungkinan berupaya untuk memecah belah NKRI," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar untuk Wilayah Sulawesi II (Sulteng dan Sultra) Ali Mochtar Ngabalin seperti dilansir Antara, Senin (12/2).
Golkar mendesak institusi Kepolisian segera mengungkap dalang pelaku kekerasan tersebut. Menurut dia, peristiwa ini dinilai sebagai upaya dari pihak-pihak tertentu untuk memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Rasa keprihatinan ini sebagai bentuk tanggung jawab DPP Partai Golkar kepada publik. Peristiwa ini merupakan bentuk kekerasan yang dinilai sebagai tindakan yang mencederai semangat kebersamaan yang sudah terjalin selama ini," ujarnya.
Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan dan menganggap bahwa tindakan ini adalah keji dan mencederai kerukunan yang sedang dibangun.
Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu untuk Wilayah Indonesia Timur Melkias Marcus Mekeng menilai pelaku yang melakukan kekerasan terhadap pemuka agama sebagai orang yang tidak beriman.
"Saya yakin pelaku kekerasan adalah orang yang tidak memiliki iman, dan bukan kebetulan. Yang jelas, mereka telah menciptakan rasa tidak aman," katanya.
Oleh karena itu, dia menyarankan ada upaya konkret dari pemerintah karena dirinya meyakini peristiwa-peristiwa dilakukan oleh pihak-pihak yang terorganisasi.
Sebelumnya, peristiwa penganiayaan berupa pembacokan terhadap empat orang terjadi di Gereja St. Lidwina, Jambon Trihanggo, Gamping, Sleman, D.I. Yogyakarta, Minggu pagi.
"Betul, kejadian sekitar pukul 07.30 WIB," kata Kapolda D.I. Yogyakarta Brigjen Pol. Ahmad Dofiri saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (11/2).
Dari empat korban, dua orang merupakan jemaat gereja, seorang pendeta dan seorang polisi.
Ahmad mengatakan bahwa awalnya pelaku masuk ke gereja melalui pintu barat gereja dan menyerang seorang jemaat bernama Martinus Parmadi Subiantoro dan melukai punggung Martinus.
Selanjutnya, pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan parang sehingga para jemaat ketakutan dan membubarkan diri.
Pelaku lantas menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan seorang jemaat bernama Budi Purnomo yang ketika itu masih berada di gereja.
Romo Prier menderita luka di kepala bagian belakang, sementara Budi mengalami luka di kepala bagian belakang dan leher. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Anggota TNI Aniaya Staf Artis Zaskia Mecca di Jalan, Komisi I: Alarm Bahaya Budaya Kekerasan di Militer

Kacab BRI Dianiaya di Dalam Mobil, Berkeras Tolak Buka Rekening Dormant Milik Otak Pembunuhan

Perwira Muda Lulusan Akmil Diduga Otak Penganiayaan Prada Lucky hingga Tewas, DPR: Panglima TNI Harus Beri Petunjuk Hubungan Sehat Senior-Junior

Dugaan Pemicu Prada Lucky Tewas Dianiaya Seniornya, TNI AD: Berawal dari Pembinaan di Satuan

5 Pasal Disiapkan untuk Ancam Jerat 20 Oknum Tentara Penganiaya Prada Lucky hingga Tewas

TNI Ungkap Alasan Tak Bisa Bocorkan Motif 20 Oknum Menganiaya Prada Lucky hingga Tewas

20 Prajurit TNI Jadi Tersangka Penyiksaan Prada Lucky, Pangdam Jamin Tak Ada yang Lolos dari Hukuman

TNI AD Tetapkan 4 Tersangka Kasus Penganiayaan hingga Membuat Prada Lucky Meninggal Dunia

Tuntut Keadilan, Serma Christian Namo: Anak Tentara aja Dibunuh Kok, Bagaimana yang lain

Ayah Prada Lucky Tuntut Senior Terduga Pelaku Penganiaya Anaknya Dihukum mati
