Goethe-Institut Sajikan Tujuh Tari Kontemporer dari Seniman Indonesia dan India

Sabtu, 19 November 2022 - Febrian Adi

BERANGKAT dari gagasan ‘tidak kasatmata’ yang diangkat dalam ‘teater tidak kasatmata’ dan koreaografi sosial Augusto Boal, Goethe-Institut memprakarsai laboratorium seni berbasis proses untuk seni performa di India dan Indonesia.

Terpilihlah sebanyak tujuh karya ciptaan seniman dan kolektif seni asal Indonesia dan India telah lahir dalam proyek koreografi Invisible Dance. Proyek ini mengkaji aneka dan sudut pandang alternatif terkait praktik-praktik tari kontemporer.


Baca juga:

Goethe-On-Demand Hadirkan 10 Film Generasi New German Cinema

Tujuh seniman dan kolektif seni dengan gagasan riset berbasis konteks yang spesifik dari berbagai ruang rural atau desentral di Indonesia dan India diundang untuk bergabung dengan platform ini.

Dari Indonesia terdapat Lembana Artgroecosystem: Komunitas KAHE, serta Enji Sekar. Adapun dari India adalah Abhijeet/Moodzi & Srilakshmi, Lapdiang A. Syiem, Rituparna Pal, serta Gram Art Project Collective.

Komunitas KAHE yang berjudul Dikideng: Goyang Ragam Kultur Pesta di Maumere coba mengkaji festival dan perayaan masyarakat Maumere, Flores, sebagai koreografi sosial.

“Karya ini bertujuan untuk mengamati pesta sebagai koreografi sosial atau dramaturgi dari sudut pandang tiga subjek yang sangat penting bagi pesta dan budaya pesta yang ada di Maumere,” ucap perwakilan Komunitas Katika Solapung dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Jumat (18/11).

Sementara itu, karya film dokumenter pendek dan buku panduan bertajuk 24 Jam di Lembâna oleh Lembâna Artgroecosystem merupakan upaya pemetaan dimensi spasial dan temporal spesifik di tempat asal mereka di Sumenep, Jawa Timur.

Baca juga: Mulia, Museum di Polandia Ini Didedikasikan untuk Kucing

Fikril Akbar dari Lembâna Artgroecosystem menyampaikan, “24 Jam di Lembâna penting bukan saja karena hendak melihat koreografi sebagai kerangka untuk melihat aspek-aspek geokultural Lembâna. Tetapi sebagai moda riset untuk mempelajari, mendalami, dan memetakan pengetahuan mengenai kualitas keruangan Lembâna, berikut nilai yang beroperasi di dalamnya”.

Kemudian dari India proyek Abhijeet/Moodzi dan Srilakshmi yang dinamakan Social Dance Experiments in Ahmedabad dilakukan di berbagai tempat di Ahmedabad dan ruang-ruang publiknya. Mereka melibatkan diri dengan beragam sektor masyarakat dan menyaksikan bagaimana eksperimen seperti ini dapat menanggapi konteks sosial-politik yang ada.

Adapun Gram Art Project Collective adalah sekelompok perempuan yang tinggal di lingkungan pedesaan. Mereka dapat dikatakan sebagai perempuan India pada umumnya, yang menciptakan performans durasional berjudul Cotton Stainers, yang meliputi berbagai cara berbeda untuk berbagi kenangan, harapan, impian, rahasia, dan beban mereka. (far)

Baca juga:

Goethe Institut Berkolaborasi dengan Museum Dunia untuk Hadirkan Pameran Seni

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan