Energy Watch: Muhammad Riza Chalid Manfaatkan Setya Novanto

Rabu, 18 November 2015 - Noer Ardiansjah

MerahPutih Peristiwa - Fakta mencengangkan dalam laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atas pencatutan nama presiden dan wakil presiden dalam skandal negosiasi ilegal kontrak Freeport, dengan terlapor Ketua DPR Setya Novanto, bahwa diketahui ada nama lain yaitu pengusaha R.

"Fakta mencengangkan itu adalah adanya nama pengusaha R yang dituliskan Sudirman Said dalam laporannya, yang ternyata adalah MRC atau Muhammad Riza Chalid. Sang pengusaha besar di sektor migas, yang juga diduga pemilik Kidzania wahana bermain anak di bilangan Sudirman dan sederet aset besar lainnya dan juga penyokong kampanye pilpres pasangan Prabowo-Hatta," ujar Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean kepada merahputih.com, di Jakarta, Rabu (18/11).

Ferdinand menjelaskan, MRC memiliki pengaruh dalam bisnis minyak di Indonesia. MRC juga memiliki pengaruh besar di Petral.

"MRC ini sering disebut di Singapura sebagai The Gasoline Godfather karena pengaruhnya di bisnis minyak. MRC inilah sosok yang sering disebut pihak di media sebagai yang patut diduga adalah mafia migas dan sosok yang kabarnya berpengaruh besar di Petral. Dalam audit Petral oleh Kordha Mentha, disebutkan nama beberapa perusahaan dan pihak luar yang mengatur Petral, besar dugaan bahwa kelompok usaha itu adalah milik MRC dan MRC-lah yang diduga mengendalikan tender di Petral selama ini. Dengan demikian layaklah disebut MRC ini adalah The Gasoline Godfather atau mafia migas," ujarnya.

Ferdinand menduga, saat ini MRC tengah membangun jalan untuk berkomunikasi dengan penguasa, dengan memperalat, Ketua DPR Setya Novanto sebagai jembatannya.

"Kita menduga bahwa MRC sedang membangun jembatan menuju ruangan presiden yang selama ini tertutup untuk mafia migas. Kuat dugaan, MRC sedang memanfaatkan Setya Novanto untuk menjadi jembatan bagi dirinya masuk ke lingkaran Jokowi mengingat posisi Setya yang Ketua DPR dan tentu berhubungan baik dengan presiden. Ini fakta kuat bagi kita, bahwa perlawanan dan manuver mafia migas sangat kuat dan hampir masuk ke lingkaran Jokowi, ini berbahaya karena praktik kemafiaan hingga saat ini belum berakhir," pungkasnya. (aka)

 

Baca Juga:

  1. Mafia Migas Dikhawatirkan Menyerang Balik Pasca Audit Petral
  2. Faisal Basri Kecewa dengan Pemberitaan Media Mengenai Petral
  3. Rizal Ramli Minta Hasil Audit Petral Diproses Hukum
  4. BPK Ungkap Keterlibatan Pihak Ketiga di Balik Kasus Petral
  5. Kerugian Negara oleh Petral Akan Diproses secara Hukum

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan