Elektoral Partai Politik Tergantung Peta Koalisi Pilpres
Jumat, 31 Desember 2021 -
MerahPutih.com - Elektabilitas dua partai politik utama di kubu Pemerintah yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, unggul unggul dalam peta elektabilitas partai politik menuju Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Indometer Leonard SB memaparkan, akhir tahun, elektabilitas PDIP tertinggi sebesar 16,5 persen, disusul Gerindra 13,1 persen diantara partai-partai yang akan berlaga di Pemilu 2024.
Baca Juga:
Survei IndEX: Elektabilitas PDIP Melorot, Persaingan Empat Besar Partai Politik Makin Kompetitif
Pada papan tengah, terdapat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang semakin memantapkan diri dengan elektabilitas sebesar 5,1 persen. Di mana, Ssecara umum, partai-partai di lingkaran Pemerintah cenderung mendominasi peta elektoral, termasuk PKB dengan elektabilitas 7,8 persen dan Golkar 7,3 persen.
Sedangkan untuk dua partai oposisi saat ini berada di papan tengah, yaitu PKS dengan elektabilitas 6,4 persen, dan Demokrat 4,8 persen. Partai-partai lainnya ialah NasDem 4,0 persen, dan PPP 2,6 persen yang juga berada di kubu Pemerintah.
"Selama era Presiden Jokowi, terjadi pemusatan kekuasaan di tubuh negara secara efektif, diikuti dengan kooptasi hampir semua partai politik di barisan Pemerintah," ujar Leonard.
Menurut dia, berbagai kritik dan protes yang dilancarkan oposisi dengan memanfaatkan sentimen di tengah masyarakat dan demonstrasi, tampaknya tidak berhasil menggoyahkan posisi Pemerintah.
Hal itu terbukti dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang dinilai kontroversial malah mudah diloloskan oleh parlemen, misalnya UU Cipta Kerja. Demikian pula dengan revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama bertahun-tahun mendapat tantangan luas, namun bisa berjalan dengan mulus.
Sementar partai baru mulai muncul dengan kehadiran Partai Ummat dengan raihan elektabilitas 1,7 persen. Partai tersebut berpotensi mengancam partai yang sama-sama didirikan oleh Amien Rais, yaitu PAN dengan elektabilitas 1,5 persen. Berikutnya, terdapat Gelora 1,0 persen yang didirikan oleh para mantan kader PKS.
Sisanya merupakan partai-partai papan bawah, yaitu Perindo 0,9 persen, Hanura 0,7 persen, PBB 0,5 persen, Berkarya 0,3 persen, PKPI 0,2 persen, dan partai baru Masyumi Reborn 0,1 persen. Kemudian untuk Partai Garuda nihil dukungan, sedangkan partai-partai baru lainnya 0,5 persen. Untuk persentase tidak tahu atau tidak jawab berada pada angka 25,0 persen.

Ia mengatakan, peta elektoral partai politik masih bisa berubah seiring pembentukan koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Setidaknya sudah ada arah kemunculan dua poros di kubu Pemerintah, antara PDIP-Gerindra yang berencana mengusung Prabowo-Puan, dan NasDem yang condong mendukung Anies Baswedan," ujar Leonard.
Sementara itu, lebih dari 80,2 persen masyarakat mengaku puas atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan di antaranya 8,8 persen merasa sangat puas.
Sedangkan sebanyak 19,5 masyarakat mengaku tidak puas atas kinerja Presiden Jokowi. Kemudian, 1,4 persen di antaranya menyatakan tidak puas sama sekali. (Pon)
Baca Juga:
PAN Tegaskan Stabilitas Pemerintahan Tak Didasari Jumlah Partai Politik