CEO Telegram Pavel Durov Ditahan, Hubungan Rusia-Prancis Tegang

Senin, 26 Agustus 2024 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - PENAHANAN pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov menciptakan ketegangan baru dalam hubungan Rusia dan Prancis. Seorang pejabat Prancis, seperti dilansir Wall Street Journal, dikutip ANTARA, Minggu (25/8), mengungkap adanya tensi di antara kedua negara.

Penahanan Durov diperpanjang pada Minggu malam. Media Prancis menekankan dominasi Telegram di negara-negara bekas Uni Soviet. Platform tersebut telah digunakan Rusia dan Ukraina untuk memberikan informasi tentang konflik tersebut. Pemberitaan media Prancis juga meyakini Durov berpotensi menjadi aset berharga bagi badan intelijen Barat, yang berupaya memecahkan pesan terenkripsi Telegram.

Durov telah ditahan di Bandara Le Bourget pada Sabtu (24/8) malam. Penahanan Durov itu terjadi saat ia hendak meninggalkan pesawat pribadi yang diduga datang dari Azerbaijan. Pria berusia 39 tahun kelahiran Rusia yang juga diketahui memiliki kewarganegaraan Prancis itu dilaporkan masuk daftar orang yang dicari Prancis.

Baca juga:

CEO Aplikasi Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis



Lembaga peradilan Prancis menganggap Durov terlibat dalam kejahatan karena sejumlah alasan, termasuk penolakan Telegram untuk bekerja sama dengan pihak berwenang negara tersebut.

Pendiri aplikasi berkirim pesan ini mungkin akan didakwa dengan tuduhan terorisme, perdagangan narkoba, penipuan, dan pencucian uang. Kedutaan Besar Rusia di Prancis mengatakan kepada Sputnik, dikutip ANTARA, pihak berwenang Prancis sejauh ini menolak bekerja sama terkait dengan penahanan Durov.(*)

Baca juga:

Profil Pavel Durov: Bos Telegram yang Ditangkap di Prancis

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan