Bir Bantu Daur Ulang Limbah Logam Komponen Elektronik
Senin, 18 Maret 2024 -
MerahPutih.com - Bir ternyata punya manfaat selain sebagai minuman. Para ilmuwan menggunakan sisa pembuatan bir untuk menghilangkan logam berat dari limbah daur ulang komponen elektronik.
Limbah logam yang berasal dari daur ulang produk-produk elektronik terkenal sulit diolah karena campuran logamnya rumit untuk dipisahkan.
“Sampah elektronik sulit didaur ulang karena sangat heterogen," kata Klemens Kremser, peneliti bioteknologi di Universitas Sumber Daya Alam dan Ilmu Hayati di Wina, dikutip dari newsweek.com (12/3).
Para peneliti menerbitkan kajiannya jurnal Frontiers in Bioengineering and Biotechnology. Mereka menjelaskan, ragi bir dapat digunakan untuk menyaring logam dari limbah komponen elektronik.
“Memasukkan logam ke larutan merupakan langkah pertama, tapi pemulihan logam secara selektif masih merupakan sebuah tantangan. Dibandingkan dengan proses seperti pengendapan kimia, biosorpsi menggunakan ragi bir bekas merupakan pendekatan yang murah dan ramah lingkungan,” sebut Klemens.
Metode lain untuk menyaring logam berat memiliki beberapa kelemahan, seperti menghasilkan produk sampingan yang sulit dihilangkan atau beracun.
Baca juga:
Peneliti Unpad Bikin Plastik Mudah Terurai dari Limbah Cangkang Udang
Sementara dengan ragi bir, hasilnya berbeda. Ragi bir adalah produk sampingan dari pembuatan bir d bahan yang sama yang digunakan untuk membuat Marmite. Ragi bir berharga murah, tersedia secara luas, dan bahkan dapat digunakan kembali.
Ia dapat menyaring logam berat menggunakan proses yang disebut adsorpsi, yang timbul karena interaksi elektrostatik antara permukaan ragi dan ion logam. Dengan mengubah pH larutan ragi dan logam, ragi dapat menyerap lebih banyak ion logam.
Para peneliti memisahkan biomassa dari 20 liter ragi bir bekas, yang mereka gunakan untuk menguji kemampuannya dalam memisahkan seng, aluminium, tembaga, dan nikel pada berbagai suhu dan pH.
“Penggunaan biomassa limbah untuk pemulihan logam bukanlah proses yang benar-benar baru, tapi pemilihan proses biosorpsi adalah faktor kunci untuk pemulihan logam yang efisien dari aliran limbah polimetalik,” ungkap Anna Sieber, peneliti di pusat penelitian metalurgi Austria K1-MET.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa perubahan pH hanya berdampak pada adsorpsi aluminium, sehingga efisiensi pemulihannya meningkat sebesar 16 persen. Perubahan suhu hanya berdampak pada pemulihan seng, sehingga meningkatkan tingkat pemulihan sebesar 7,6 persen.
Ragi itu sendiri dapat didaur ulang setiap kali digunakan, dan para ilmuwan menggunakannya hingga lima kali untuk memulihkan berbagai jenis logam.
Para peneliti berharap teknik ini dapat digunakan untuk mendapatkan kembali logam yang hilang dalam proses daur ulang listrik dan mencegah polusi logam berat. (dru)
Baca juga: