Fashion

Blazer dari Limbah Industri Buah

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 25 Oktober 2023
Blazer dari Limbah Industri Buah

Inovasi mode fesyen ramah lingkungan dari limbah industri buah. (Foto: Polybion)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

APA yang terlintas dari pikiranmu kalau berbicara tentang limbah industri buah? Mungkin gambaran menjijikkan bekas buah atau penampungan buah-buah busuk. Ya, kan? Namun, bagaimana kalau ternyata limbah industri buah justru bisa menghasilkan sebuah blazer cantik?

Itulah yang sedang dikerjakan oleh Ganni, merek fesyen Denmark, dan Polybion, perusahaan biomaterial Meksiko. Mereka berkolaborasi membuat blazer dari selulosa bakteri. Mereka memberi makan bakteri dengan limbah industri buah. Dari situ, hasilnya dirancang untuk pembuatan blazer.

Alih-alih mencoba meniru karakteristik kulit, blazer ini dirancang agar terasa seperti bahan yang benar-benar baru. Blazer yang berwarna seperti kulit pisang itu merupakan salah satu bukti konsep untuk koleksi fesyen pada masa depan.

“Kami terkesan dengan fakta bahwa banyak orang menyukai jaket ini karena bahannya tidak menyerupai kulit," ujar Alexis Gómez-Ortigoza, salah satu pendiri Polybion, seperti dikutip oleh edition.cnn.com.

"Sangat mudah untuk mengenali bahwa ini bukan kulit, tetapi juga bukan plastik. Produk ini memiliki kesan yang unik," tambah Ortigoza.

Baca juga:

Peneliti Unpad Bikin Plastik Mudah Terurai dari Limbah Cangkang Udang

limbah buah
Jaket pertama yang pernah dibuat dari nanoselulosa bakteri oleh jenama global. (Foto: Polybion)

Metode produksi blazer ini memiliki jejak karbon yang kecil, tidak membutuhkan cara yang sulit, dan tidak mengorbankan sirkulasi udara. Ini adalah jaket pertama yang pernah dibuat dari nanoselulosa bakteri oleh jenama global.

"Jadi, ini adalah tonggak sejarah yang cukup penting bagi industri biomaterial," seru Ortigoza.

Gómez-Ortigoza memiliki latar belakang di bidang bioteknologi. Ia sudah mulai mengembangkan ketertarikannya sejak tahun 2014 dengan mendirikan Polybion bersama Axel, saudaranya.

Lalu, sesuatu yang aneh terjadi. “Sekitar lima tahun yang lalu, seorang teman saya masuk ke kantor saya dan dia menunjukkan toples kombucha kepada saya,” kenang Gómez-Ortigoza. “Kami mengisolasi bakteri pertama kami dari minuman itu.”

Sebermula dia dan Axel bersama teman dan ilmuwan material Bárbara González Rolón hanya berfokus pada miselium, jaringan benang jamur yang terlihat seperti akar tanaman, dan membuka pabrik percontohan untuk bahan miselium.

Lalu, sesuatu yang aneh terjadi. “Sekitar lima tahun yang lalu, seorang teman saya masuk ke kantor saya dan dia menunjukkan toples kombucha kepada saya,” kenang Gómez-Ortigoza. “Kami mengisolasi bakteri pertama kami dari minuman itu.”

Kombucha adalah minuman teh fermentasi yang populer. Biomassa bakteri yang digunakan untuk membuat jaket, yang disebut Celium, berasal dari toples tersebut.

Sejak itu, Polybion hampir seluruhnya beralih ke fermentasi bakteri karena dianggap sebagai sumber baru yang menjanjikan untuk alternatif kulit berperforma tinggi.

Untuk memberi makan bakteri tersebut, Polybion menggunakan bahan sisa yang bersumber dari pabrik produksi buah kaleng lokal, terutama dari mangga.

Baca juga:

Bir dari Daur Ulang Air Limbah Rumah Tangga, Berani Coba?

fesyen berkelanjutan
Detail kondisi pakaian dari bakteri yang akan menjadi salah satu bahan revolusi di dunia fesyen. (Foto: Polybion)

“Kami memberi makan bakteri tersebut dengan limbah buah, yang jumlahnya sangat melimpah di Meksiko tengah,” kata Gómez-Ortigoza.

Mereka mengubahnya menjadi makanan bakteri dengan menambahkan formula khusus yang kemudian diubah jadi media pertumbuhan.

“Bakteri kemudian akan berkembang biak dan menghasilkan matriks nanoselulosa sebagai produk sampingan metabolisme, yang kami panen setelah dua minggu dan kemudian dikirim melalui prosedur penyamakan dan penyelesaian akhir.”

Setelah dipanen, nanoselulosa diolah menggunakan teknik penyamakan kulit lokal. “Kami menggunakan peralatan yang sama seperti penyamakan kulit hewan, tapi tanpa kromium atau bahan kimia beracun apa pun,” kata Gómez-Ortigoza.

Usaha Ortigoza dan sekondannya bertujuan mengurangi efek gas metana dari limbah industri buah. Karena dimakan oleh bakteri, limbah buah tak menghasilkan karbon. Mereka juga ingin memberikan edukasi mengenai bakteri yang dapat diolah dan bisa dijadikan sebagai mode fesyen terkini

Ganni tertarik dengan proyek ini. Sebagia jenama yang peduli dengan fesyen berkelanjutan dan pembuatan fesyen dari bahan inovatif, mereka langsung menggandeng Ortigoza dan sirkelnya. Hasilnya, sebuah blazer kuning. Namun, blazer ini belum diperjualbelikan.

"Blazer ini merupakan karya satu-satunya dan sayangnya tidak dijual," kata Lauren Bartley, Direktur Keberlanjutan dan CSR Ganni.

Perusahaan ini akan menjual garmen yang terbuat dari Celium pada 2024. (nda)

Baca juga:

JF3 2023, NES by HDK Soroti Isu Limbah Fesyen

#Fashion #Ramah Lingkungan #Berkelanjutan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Ingin Kembangkan Sanitasi Ramah Lingkungan
Pramono menilai penguatan ekosistem sanitasi berkelanjutan penting untuk menjadikan Jakarta kota yang lebih sehat.
Dwi Astarini - Sabtu, 15 November 2025
Pramono Ingin Kembangkan Sanitasi Ramah Lingkungan
ShowBiz
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
The Breeze: Swim Swim Capsule Collection
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
Fashion
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
JF3 Fashion Festival mewujudkan visi Recrafted: A New Vision demi mengangkat kreativitas dan keahlian tangan Indonesia ke tingkat global melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Fun
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 hadir dengan tiga area utama: Lifestyle Market, Reseller & Collector’s, serta Toys & Hobbies.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
Fun
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
Urban Sneaker Society 2025 digelar di JICC Senayan dengan 300 brand, puluhan kolaborasi eksklusif, dan instalasi seni Glassbox Project.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
Fashion
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
USS 2025 akan kembali digelar pada 7-9 November 2025 di JICC, Jakarta Pusat. Ada lebih dari 300 brand yang bakal berpartisipasi dalam event ini.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Fashion
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
SMM mengajak kita semua untuk melarung kedukaan atas kerusakan laut sekaligus menumbuhkan harapan agar semakin banyak yang sadar dan berupaya memperbaikinya.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Fashion
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
JFW 2026 menampilkan lebih dari 100 desainer dan label terkemuka tanah air.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
ShowBiz
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Berkolaborasi dengan Kasatmata, Silampukau hadirkan album Stambul Arkipelagia.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Fashion
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Kain indah memesona tersebut menjadi representasi batik tulis asal Maluku Tengah nan berkarakter dan memikat.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Bagikan