2 Pemuda Lumajang Berhasil Olah Limbah MBG Jadi Produk Ramah Lingkungan, Buka Lapangan Kerja Baru
Ilustrasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). (Foto: MerahPutih.com/Didik)
MerahPutih.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menyehatkan anak-anak Indonesia, tetapi juga menginspirasi lahirnya inovasi ramah lingkungan dari dapur-dapur desa.
Sementara di tangan pemuda kreatif Lumajang, sisa makanan MBG disulap menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu penggagasnya, Asriafi Ath Thoriq, melihat limbah MBG bukan sebagai sampah, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
“Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa menciptakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal,” ujar Asriafi, penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa, Jumat (10/10).
Baca juga:
Perbaiki Kualitas MBG, BGN Turunkan 5.000 Chef ke SPPG untuk Beri Pelatihan
Produk yang dikembangkan Asriafi dikenal dengan nama eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan petani muda dari Yosowilangun, Dzaki Fahruddin. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG untuk diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair yang kemudian dimanfaatkan untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
“Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan,” jelas Dzaki.
Hasilnya pun mengejutkan, tanaman tumbuh lebih subur dan biaya produksi menurun. Para petani lain yang awalnya skeptis kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik, karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
Baca juga:
Siswa Sekolah di Jaktim Keluhkan Menu MBG Bau, Dewan PSI Minta SPPG Dievaluasi
“Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, tapi juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa,” tambah Dzaki.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN), Khairul Hidayati, mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda lumajang.
Menurutnya, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari circular economy di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG tidak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan keberlanjutan lingkungan di sana,” ujar Hida di Jakarta, Kamis (9/10).
Ia menambahkan, BGN mendorong seluruh SPPG di daerah lain untuk meniru langkah serupa agar limbah makanan tidak terbuang percuma, tetapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar.
“Kami menginginkan setiap dapur MBG memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif. Dengan begitu, program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tapi juga memakmurkan desa,” tegasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Pramono Ingin Kembangkan Sanitasi Ramah Lingkungan
Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG di Batam
Mengharukan! ini Momen Kapal SPPG Antar MBG untuk 951 Anak di Pulau Terpencil
BGN Janji Cairkan Gaji Tenaga Dapur Makan Bergizi Gratis Pekan Ini, Terlambat 6 Hari Bukan 2 Bulan
RDP Badan Gizi Nasional dengan Komisi IX DPR Bahas Penyerapan Anggaran Tahun 2025
BGN Akui hanya Bisa Serap Rp 29 T dari Dana Cadangan Rp 100 T yang Disiapkan Presiden
Dapur Makan Gizi Gratis Dibatasi, Hanya Maksimal Buat 2.500 Porsi
BGN Ungkap Program Makan Bergizi Gratis Sudah Capai 41,2 Juta Penerima
Mentan Amran Sebut Harga Telur Mahal Adalah Berkah dari Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 42 Juta Penerima Manfaat, Tersebar di 38 Provinsi