Bicara Soal Perang Ukraina dan Rusia, Jokowi Sebut Bakal Ada Ketidakpastian Global

Selasa, 01 Maret 2022 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincara soal konflik Rusia dan Ukraina di Rapim TNI-Polri 2022.

Indonesia dan negara-negara lainnya akan menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat karena adanya pandemi COVID-19 dan terjadinya perang Rusia dengan Ukraina.

"Dulunya ketidakpastian itu karena disrupsi teknologi, revolusi industi 4.0 tapi ditambah lagi dengan pandemi, ditambah lagi dengan perang di Ukraina sehingga ketidakpastian global yang sudah merembet kepada ketidakpastian negara-negara di mana pun di dunia ini semakin meningkat," kata Jokowi dalam acara Rapim TNI-Polri, (1/3).

Baca Juga:

Politisi Demokrat Minta Pemerintah Berinisiatif Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina

Meningkatnya ketidakpastian ditandai dengan munculnya sejumlah permasalahan yang sebelumnya tidak pernah diperkirakan.

Misalnya muncul masalah kelangkaan kontainer yang menyebabkan harga meningkat.

"Kalau harga kontainer naik, pre-cost naik. Artinya apa? Harga barang juga akan ikut naik. Kalau harganya naik artinya apa? Konsumen beli dengan harga lebih mahal dari biasanya. Itu baru urusan kontainer," katanya.

Masalah lainnya yang muncul sekarang ini, kata Presiden, adalah kelangkaan pangan.

Sejumlah negara di dunia sudah mengalami kelangkaan pangan dan melambungnya harga pangan.

"Beberapa negara besar juga mengalami, beberapa negara sudah di atas 90 persen, hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan," kata Jokowi.

Masalah ketiga yakni naiknya inflasi yang menyebabkan harga-harga naik.

Apabila harga naik, maka beban masyarakat dalam membeli barang juga semakin tinggi.

Kenaikan inflasi tidak hanya melanda negara negara kecil dan menengah, melainkan juga negara besar seperti Amerika Serikat (AS).

Baca Juga:

Gencatan Senjata Perundingan Awal Ukraina-Rusia Gagal, Harapan Ada di Putaran Dua

Ia mengatakan, AS saat ini mengalami inflasi 7 persen, padahal sebelumnya tidak pernah mengalami inflasi di atas 1 persen.

"Di beberapa negara ada yang sudah di atas 50 persen, di atas 30 persen, jangan dianggap enteng hal-hal seperti itu? Artinya apa? Masyarakat yang ingin membeli barang harus membayar dengan harga yang lebih tinggi," katanya.

Keempat yakni munculnya masalah kelangkaan energi yang diperparah dengan terjadinya perang antara Rusia dengan Ukraina.

Harga minyak per barel sekarang ini sudah di atas USD 100 dari yang sebelumnya hanya USD 50-60.

"Semua negara yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya, hati-hati dengan ini, hati-hati dengan ini, kenaikan kenaikan kenaikan, karena semuanya naik," tuturnya.

Masalah kelima yang muncul yakni naiknya harga produsen.

Kenaikan harga produsen tersebut menyebabkan efek berantai salah satunya kenaikan harga konsumen.

"Inilah tantangan-tantangan ketidakpastian yang muncul," tuturnya. (Knu)

Baca Juga:

Rusia-Ukraina Memanas, DICE Tunda Event Skin Helikopter di Battlefield 2042

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan