Berteriak, Cara Pelayanan Pramusaji di Myanmar

Senin, 01 Juni 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Internasional - Traveller Arief Rahman dikejutkan dengan pelayanan pramusaji asal Myanmar. Dia menilai pramusaji tersebut terlihat sangat anggun dan slim.

Dia menjelaskan, ketika memesan makanan di sebuah rumah makan di Myanmar, para pelayan berteriak-teriak di hadapan para Konsumen. "Di Indonesia biasanya kan kita pakai nota bayar di kasir. Di sana nggak. Mereka langsung teriak-teriak datangi tempat kita duduk ke dapur. Pesanan kita apa," ungkapnya dalam acara Discover Myanmar, di London School of Public Relations, Jakarta, Senin (1/6).

Arief mengisahkan, saat dirinya travelling ke Myanmar, dirinya pernah dimarahi pihak PAGODA karena memberikan uang lecek. Padahal, dia mendapatkan uang tersebut dari kembalian di salah satu tempat penjualan di Myanmar.

"Lucunya nggak mau duit yang jelek dari tourish, tapi disana duitnya lecek-lecek. Masuk saya ke Pagodan tapi kok ditolak. Saya akhirnya nego-nego. Mungkin karena saya ngeyel jadi saya disuruh masuk gratis," ungkapnya sambil tertawa.

Selain masuk Pagoda dengan gratis, dia pun mengakui sangat takjub dengan keindahan Pagoda tersebut. Menurutnya, candi dari Abad Ke 9-10 tersebut masih sangat bagus. "Orang sana itu sangat apik. Yah meskipun ada kerusakan-kerusakan saat terjadi perang sedikit," tandasnya. (rfd)

Baca Juga:

London School of Public Relations Gelar Pertunjukan Budaya Myanmar

Rohingya Tak Diakui dalam Sensus, Aktivis HAM Kritik Myanmar

Dion Wiyoko Hobi Travelling Sendiri

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan