Benarkah Jenis Kelamin Bisa Ditentukan Sejak Hamil? Berikut Fakta-Faktanya dari Ahli
Rabu, 19 Desember 2018 -
DAMBAAN bagi pasangan suami-istri salah satunya punya momongan. Punya momongan merupakan karunia tak terhingga baik itu anak perempuan maupun laki-laki. Namun, bagi sebagian orang ada harapan ingin punya jenis kelamin tertentu.
Banyak mitos yang beredar mengatakan bahwa kita bisa menentukan apakah akan memiliki bayi perempuan atau laki-laki dari makanan yang dikonsumsi selama proses persiapan kehamilan. Benarkah demikian?
Faktanya, hal tersebut sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Kamu bisa simak penuturan ahli berikut tentang bagaimana jenis kelamin bayi dalam kandungan.
1. Studi ilmiah menyatakan jenis kelamin bisa diusahakan

Dokter Boy Abidin SpOG mengungkapkan bahwa penentuan bayi laki-laki atau perempuan sebenarnya masih wewenang Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja, secara teori berdasarkan studi ilmiah hal tersebut bisa diusahakan.
"Sebenarnya ini masih jadi perdebatan. Kalau secara teorinya, yang menentukan itu memang sperma dari suami. Sperma suami itu terdiri dari X dan Y. Kalau sperma X yang bertemu dengan sel telur maka jadinya anak perempuan. Kalau yang Y ketemu sel telur maka jadinya anak laki-laki," ujar dr. Boy dalam peluncuran "Femometer Sensitif Ovutest Digital" di Jakarta, seperti dikutip Antara.
2. Pengaruh makanan terhadap kemungkinan jenis kelamin

Menurut dr. Boy, jika ingin mendapatkan anak perempuan, suami istri harus melakukan hubungan intim di luar masa subur. Sedangkan untuk anak laki-laki, dilakukan saat masa subur.
"Setelah masa subur, Y-nya (laki-laki) sudah mati. Maka yang akan lebih dominan yang X (perempuan)," jelasnya.
Selain itu, untuk mendapatkan anak laki-laki, kondisi area vagina sang istri harus memiliki tingkat asam (pH) yang tinggi. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan banyak makan daging.
"Kalau mau anak laki, vagina harus asam. Kalau ingin suasana vagina lebih asam bisa disiram-siram dengan garam atau makan daging-dagingan supaya asamnya lebih tinggi," kata dr. Boy. (zul)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Rayakan Tahun Baru tak Terlupakan di Flames of the Forest, Australia