Aksi KKB Serang Fasilitas Kesehatan dan Publik Tindakan Sangat Tak Terpuji

Senin, 20 September 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Serangan kelompok bersenjata kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua ke sejumlah sarana pelayanan publik dan kesehatan tidak bisa dibenarkan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, tindakan tersebut sangat tidak terpuji.

"Ini sangat tidak terpuji karena yang jadi sasaran justru mereka-mereka yang selama ini melayani masyarakat Papua," tegas Muhadjir dalam keterangannya, Senin (20/9).

Baca Juga:

Seluruh Awak Rimbun Air Tewas, Polisi Pastikan Pesawat Jatuh Bukan Karena KKB

Ia mengatakan bahwa siapa pun harus mendapat perlindungan dan pengamanan yang ketat.

Terutama, para petugas layanan masyarakat seperti nakes yang ada di daerah rawan.

"Sehingga mereka bisa leluasa menjalankan tugas tanpa merasa khawatir dan terancam," sebutnya.

Muhadjir berharap, nakes di Papua termasuk di wilayah rawan agar dapat tetap bertugas dan melayani masyarakat. Hal itu lantaran masyarakat di sana sangat membutuhkan pelayanan publik terutama kesehatan.

Ia berharap agar nakes dan termasuk para guru yang bertugas di Papua khususnya wilayah pedalaman serta daerah rawan harus dibekali pengamanan dan perlindungan ekstra dari aparat.

Begitu pun saat jelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang akan dihelat awal bulan depan.

"Supaya dilakukan persiapan yang matang, termasuk dalam hal keamanan," sebut Muhadjir.

Sementara itu, kontak tembak kembali terjadi antara pasukan gabungan TNI-Polri dengan KKB di wilayah Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (20/9) pagi.

"Memang betul tadi pagi ada kontak tembak di Kiwirok, namun tidak ada korban jiwa terutama di kalangan anggota TNI-Polri," kata Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito.

Menurut Cahyo, pasukan TNI-Polri kontak senjata dengan KKB pimpinan Lamek Taplo.

Kelompok tersebut sudah menyerang warga sipil, termasuk tenaga kesehatan di Puskesmas pada Senin pekan lalu (13/9).

Ilustrasi pergerakan tim gabungan tentara dan polisi mengejar kelompok bersenjata di Beoga Kabupaten Puncak, Papua. ANTARA/HO-Satgas Humas Ops Nemangkawi
Ilustrasi pergerakan tim gabungan tentara dan polisi mengejar kelompok bersenjata di Beoga Kabupaten Puncak, Papua. ANTARA/HO-Satgas Humas Ops Nemangkawi

Penyerangan pekan lalu itu membuat seorang tenaga kesehatan, Gabriella Meilan meninggal dunia akibat terjatuh ke dalam jurang.

Jenazah Gabriela baru berhasil dievakuasi Jumat (17/9) akibat medan yang sulit. Cahyo mengatakan, jenazah Gabriella disemayamkan di rumah anggota Koramil Kiwirok.

Sementara itu, empat nakes dari sembilan nakes yang menjadi korban penganiayaan KKB saat ini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura.

Mereka adalah dr Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa.

TNI-Polri juga menambah pasukan di wilayah Kiwirok usai terjadi penyerangan terhadap puskesmas dan tenaga kesehatan. Sebanyak satu peleton personel telah tiba di daerah tersebut.

Kasus penyerangan terhadap puskesmas membuat sejumlah petinggi negara angkat suara.

Baca Juga:

Berikut Kondisi Nakes Yang Jadi Korban Penyerangan Brutal KKB di Papua

Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta aparat menindak tegas KKB di Papua. Urusan HAM, kata Bamsoet, urusan belakangan. Keselamatan warga lebih utama.

Ratusan tenaga kesehatan juga sempat menggelar unjuk rasa pada Sabtu lalu (17/9).

Mereka menyalakan seribu lilin sebagai ucapan duka cita kepada Gabriella yang menjadi korban penyerangan KKB.

Ratusan nakes itu pun meminta jaminan keselamatan kepada aparat keamanan di Papua. (Knu)

Baca Juga:

DPD Kutuk Keras Pembunuhan Nakes oleh KKB di Papua

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan