Aksi Heroik SAR Selamatkan Perempuan Terjun ke Sungai Bengawan Solo

Rabu, 08 Mei 2024 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Warga Solo dihebohkan dengan ulah nekat perempuan yang mencoba bunuh diri melompat ke Sungai Bengawan Solo pagi tadi. Bahkan, unggahan video percobaan bunuh diri perempuan itu sempat viral menggegerkan media sosial.

Beruntung upaya bunuh diri perempuan itu berhasil digagalkan sejumlah relawan SAR yang sedang berada di kawasan Jembatan Jurug Bengawan Solo. Dalam video berdurasi 24 detik itu, pelaku sempat bersandar pada besi jembatan sebelum akhirnya terjun bebas ke aliran sungai dari atas Jembatan Jurug Solo, Rabu (8/5) pukul 05.08 WIB.

Relawan SAR yang berada di lokasi langsung sigap bergerak mengevakuasi perempuan dari dalam sungai. Setelah dilakukan evaluasi, korban dibawa masuk ke dalam mobil ambulan.

Berdasarkan informasi sementara, perempuan itu nekat hendak bunuh diri karena memiliki masalah dengan tunangannya hingga depresi. Korban diketahui beralamat di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Baca juga:

Perempuan 22 Tahun Lompat Bunuh Diri dari Apartamen Laguna Tower Pluit

“Wanita yang mencoba bunuh diri dibawa pulang oleh keluarga setelah mendapat pertolongan dari Tim SAR,” ujar seorang anggota SAR, Alfandy Suko Adranto, Rabu (8/5).

Alfandy menjelaskan awalnya berada di Pos Sar Perum Jasa Tirta di bawah Jembatan Jurug sisi Selatan. Kemudian mendapatkan laporan masyarakat ada wanita mau terjun ke Sungai Bengawan Solo dari atas Jembatan Jurug. “Kami langsung menuju lokasi kejadian menolang wanita tersebut,” kata dia.

“Selanjutnya wanita tersebut dibawa masuk ke dalam ambulan untuk diberikan pertolongan. Saat kami evakuasi kondisi wanita ini lemas tidak sadarkan diri. Poses evakuasi sendiri memakan waktu kurang lebih 15 menit,” imbuh dia. (Ismail/Jawa Tengah)

*Depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan